Rabu, 11 April 2012

The Harder You Fall, The Higher You Bounce

Bismillahirahmanirahim

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh



Sore hari kemarin, 10-04-2012, ketika tengah menunggu jemputan di depan sebuah toko saya dihampiri oleh seseorang. Seperti jadi kebiasaan, kalau sedang menunggu saya selalu melihat sekeliling, dari lalu-lalangnya kendaraan dan orang di depan mata terkadang menemukan hal-hal yang menarik. Ketika tengah asyik melihat-lihat inilah saya didekati seseorang. Ketika dia berhenti di dekat saya, saya tidak menghiraukannya. Kemudian sambil mengulurkan tangannya dia menyebutkan namanya. Berkenalan maksudnya. Agak ragu juga saya menyambut uluran tangan ini. Karena saya lihat dia sopan dan ada sedikit takut-takut, makanya saya berkesimpulan bahwa dia tidak macam-macam. Akhirnya saya jabat juga dan menyebut nama saya.Setelah itu dia mengeluarkan dan menyerahkan secarik kertas ke saya sambil bilang :

"Ini pak kalau bapak butuh untuk pijat karena capai bisa menghubungi saya. Karena bapak bekerja bisa menghubungi saya di hari minggu pak."

Setelah berbasa-basi sebentar dia kemudian pamit untuk melanjutkan perjalanannya. Ditangan saya masih ada secarik kertas pemberian dia. Saya amati kertas ini hanya sekedar kertas yang dipotong ala kadarnya.... Sederhana....Seadanya.... Disana tertulis sebuah nama dan nomor telepon. Ah...rupanya saya telah di prospek oleh tukang pijat sore itu.

Yang menarik dimata saya adalah bahwa dengan kesederhanaannya si tukang pijat ini berani mempromosikan aktivitas bisnisnya. Bahkan kepada orang lain yang sama sekali tidak dia kenal. Sebuah perjuangan yang harus bisa melawan mental block bernama malu, risih dan takut. Dimata orang mungkin menjadi tukang urut atau pijat bukanlah merupakan bisnis yang menarik untuk ditekuni. Tapi bagi sebagian orang keahlian memijat ini  merupakan mata pencaharian tunggal untuk menghidupi keluarga mereka.

Tidak ada salahnya untuk menjadi pemijat dan bekerja dibidang-bidang lain yang tidak menarik bagi orang lain. Tidak ada salahnya juga kita memanfaatkan keahlian yang kita miliki untuk dioptimalkan kegunaannya sebagai ladang mencari nafkah. Apalagi dalam situasi ketika kita dalam keterpurukan. Kena PHK, usaha bangkrut, hutangnya banyak dan sebagainya, sekedar contoh. Apakah kita harus berhenti ketika kita kena masalah, musibah dan cobaan ? Tentunya tidak bukan. Karena hidup musti jalan terus.

Tiba-tiba, sambil tangan masih menggenggam kertas dari sang pemijat, saya teringat dengan gambar yang di tag  di FB oleh Ibu Lies Sudianti, ( founder dari Profec, dan founder dari group BISNIS ), yang merupakan mentor saya.


Dalam keterangannya Ibu Lies Sudianti menjelaskan seperti ini :
"
SEMAKIN KERAS ANDA JATUH SEMAKIN TINGI DAYA LENTINGNYA


Dalam kehidupan juga demikian semakin keras dan terpuruknya anda maka daya lentingnya akan semakin tinggi dan jika anda takut jatuh sehingga terlalu hati hati dalam mengambil risiko maka kalau gagal anda tidak akan dapat pelajaran yang berharga yang bisa jadi trigger untuk membuat anda bisa bangkit kembali dengan kekuatan yang luar biasa.

Lihatlah joki di atas dia tahu risiko yang harus dia perhitungkan yaitu jatuh terbanting dan diinjak injak kaki kuda. Namun jangan sampai risiko tsb. malah menghalanginya untuk menjadi joki yang handal tetapi malah membuat dia berlatih lebih keras teknik menunggang kuda yang baik, mengenal segala hal berkaitan dengan kuda dan membangun chemistry sama kudanya. Dan yang penting dia harus punya nyali yang luar biasa dan menemukan sensasi yang menyenangkan bermain dengan maut itu karena dia tahu di ujung sana ada kemenangan yang manis yang menantinya jika dia bisa mengalahkan semua halangan. Dan sesungguhnya halangan yang paling besar justru MENTAL BLOCK bukan PHYSICAL BLOCK dan dia harus memecahkan mental block tsb. kalau tidak sejago apapun dia pasti dia akan gagal karena ketidak beranian menanggung risiko gagal membuatnya tidak berani membuat terobosan terobosan yang bisa membuat bisnisnya menonjol dibanding bisnis sejenis milik orang lain.

JADI DARIPADA TAKUT JATUH DAN SAKIT KENAPA TIDAK BELAJAR CARA JATUH YANG AMAN"

Saya tidak tahu latar belakang dari sang pemijat tadi, apakah dia berusaha keluar dari keterpurukannya atau berusaha mempromosikan bisnisnya dengan cara seperti itu. Tapi yang jelas, yang bisa saya tangkap, dibalik rasa takut yang terlihat dari raut muka dan matanya, dia berusaha keras untuk mengalahkan mental blocknya. Keberaniannya untuk mencoba perlu mendapat apresiasi yang tinggi. 

Semoga bermanfaat adanya.

Wassalam,
Salam sejahtera selalu,

Mas Heru

Disponsori oleh : PULSAGRAM



2 komentar:

  1. Saya terharu melihat Mas Heru yang begitu serius menanggapi setiap tulisan saya baik yang langsung maupun yang saya sharing di forum. Saya yakin dengan modal kerendahan hati dan semangat mau belajar serta bertindak Mas Heru akan mampu meraih apa yang dicita citakan walaupun gunung es menghadang

    BalasHapus
  2. Amin...Insya Allah bunda...Terimakasih untuk pembelajaran yang selama ini telah bunda berikan dan ajarkan...

    BalasHapus

Silahkan beri tanggapan dan komentar karena komentar teman-teman sangat berarti untuk saya dalam rangka perbaikan dan pengembangan blog ini.