Bismillahirahmanirahim
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Ketika kita mendirikan suatu usaha maka tentunya kita akan berencana untuk mendapat keuntungan dari usaha tersebut. Tak mungkin kan kita berusaha tapi berharap untuk merugi. Artikel saya kali ini akan berusaha menyampaikan bagaimana cara menghitung keuntungan usaha secara sederhana.
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Ketika kita mendirikan suatu usaha maka tentunya kita akan berencana untuk mendapat keuntungan dari usaha tersebut. Tak mungkin kan kita berusaha tapi berharap untuk merugi. Artikel saya kali ini akan berusaha menyampaikan bagaimana cara menghitung keuntungan usaha secara sederhana.
Cara Perhitungan Keuntungan
1. Menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP)/Modal Pokok
Cara menghitung modal pokok penjualan
dapat dijelaskan . Perhitungan modal pokok merupakan hal pertama yang
harus dilakukan untuk mengetahui keuntungan usaha selanjutnya.
Contoh: Untuk contoh kali ini
menggunakan harga pokok penjualan burger seperti yang tercantum pada
dan untuk HPP per porsi menggunakan resep mi ayam ala UKMKU Rp1.500 .
Harga pokok penjualan sebuah burger dengan resep ala UKMKU adalah
sebesar Rp1.400 per buah.
2. Menentukan Harga Jual
Menentukan harga jual bergantung pada keinginan pemilik dan segmentasi pasarnya.
Contoh: Kali ini harga jual ditentukan
dari harga yang umum di pasaran. Harga pasaran umum mi ayam adalah
Rp5.000 dan harga pasaran untuk burger adalah Rp6.000.
3. Menghitung Keuntungan Kotor
Keuntungan kotor adalah hasil keuntungan
dari perhitungan penjualan dikurangi modal pokok akan tetapi belum
dikurangi biaya operasional.
Keuntungan kotor = Penjualan per buah/porsi — Modal Pokok
Keuntungan kotor/hari = Total penjualan/hari/bulan — Total modaI pokok atau per bulan
Contoh:
Usaha Burger
Keuntungan burger/buah = Rp6.000 – Rp 1.400 = Rp4.600/buah
Bila sehari rata-rata dapat menjual 20 buah burger, berapa keuntungan kotor yang diperoleh setiap hari dan setiap bulannya?
Keuntungan burger 20 buah/hari adalah = Rp4.600 x 20 = Rp92.000/hari
Keuntungan burger rata-rata/bulan adalah = Rp92.000 x 30 = Rp2.760.000
Usaha Mi Ayam
Keuntungan Mi ayam/porsi Rp5.000 — Rp1.500 = Rp3.500/buah
Bila sehari rata-rata dapat menjual 50 porsi mi ayam, berapa keuntungan kotor yang diperoleh setiap hari dan setiap bulannya?
Keuntungan mi ayam porsi/hari adalah Rp3.500 x 50 = Rp175.000/hari
Keuntungan mi ayam rata-rata/bulan adalah = Rp175.000 x 30 = Rp5.250.000
4. Menghitung Total Biaya Operasional
Biaya operasional usaha adalah biaya-biaya lain yang dibutuhkan untuk usaha selain bahan baku. Biaya operasional antara lain:
• Biaya Bahan bakar (gas)
• Biaya upah tenaga kerja
• Komisi per buah untuk tenaga keliling (bila ada)
• Biaya transportasi
• Biaya rekening listrik (jika ada)
• Biaya rekening air (bila ada)
• Biaya kerusakan produk, atau sisa yang tidak terjual.
Contoh: Bila sebulan usaha burger
membutuhkan 2 tabung gas 3 kg dan upah tenaga kerja, biaya ongkos
belanja Rp10.000 setiap 2 hari dan total perhitungan sisa yang tidak
terjual 10 buah setiap bulannya. Maka berapa total biaya operasional
burger setiap bulannya?
Perhitungannya adalah:
2 tabung gas @ Rp17.000 = Rp34.000
Gaji pembantu = Rp500.000
Ongkos 10.000 x 15 hari = Rp150.000
Sisa burger 10 x 1.400 = Rp14.000
Total biaya operasional/bulan = Rp698.000
5. Menghitung Keuntungan Bersih
Keuntungan bersih adalah hasil keuntungan yang sudah dikurangi seluruh biaya operasional.
Cara perhitungannya adalah:
Keuntungan Bersih = Total Keuntungan Kotor/Bulan — Total Biaya Operasional Setiap Bulan
Contoh: Dengan total keuntungan kotor
usaha burger Rp2.760.000 setiap bulan dan biaya operasional setiap bulan
Rp698.000. Berapa keuntungan bersih yang dihasilkan usaha burger
tersebut?
Keuntungan bersih/bulan = Rp2.760.000 — Rp698.000 = Rp2.062.000
6. Alokasi Hasil Keuntungan Bersih
Keuntungan bersih memang mutlak menjadi
hak pemilik usaha, tapi akan lebih baik bila hasil keuntungan bersih
juga ada pengelolaannya sehingga usaha Anda akan terasa lebih sehat.
Akan tetapi Anda sendiri yang berhak menentukan, pertimbangannya bila
semakin besar persentase pengembalian modal investasi maka usaha akan
lebih cepat balik modal (BEP). Perkecil persentase kebutuhan konsumtif
di awal usaha karena persentase untuk konsumtif bisa lebih besar ketika
pengembalian modal investasi sudah selesai (BEP).
Berikut ini adalah
tip-tip persentasi untuk alokasi hasil keuntungan bersih usaha:
1. Untuk pengembalian modal investasi = 30—50%
2. Untuk penyusutan alat = 10—20%
3. Untuk pengembangan usaha = 10 —20%
4. Untuk kebutuhan konsumtif = 10—50%
Semoga bermanfaat adanya.
Wassalam,
Salam sejahtera selalu,
M C Heru Purnomo
Artikel diambil dari : SUMBER
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan beri tanggapan dan komentar karena komentar teman-teman sangat berarti untuk saya dalam rangka perbaikan dan pengembangan blog ini.