Selasa, 06 Agustus 2013

WASPADA DI SAAT LEBARAN....SUDDEN CARDIAC DEATH

Bismillahirahmanirahim
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh





Sudden Cardiac Death atau kematian jantung mendadak adalah salah satu permasalahan kesehatan yang patut mendapat perhatian lebih karena telah mengakibatkan jutaan kematian setiap tahunnya di Dunia. Beragam penelitian telah menemukan bahwa kemungkinan terjadinya kematian mendadak meningkat pada musim dingin dan juga pada hari liburan. Kematian jantung mendadak umumnya diakibatkan kejadian kardiovaskuler baik berupa serangan jantung (sindroma koroner akut) atau gangguan irama (aritmia) dan kejadiannya selama ini diketahui meningkat tajam pada hari libur besar seperti Thanksgiving di Amerika, Hari Natal, atau Hari Raya Idul Fitri. Melalui tulisan ini saya mencoba membahas mengapa hal tersebut dapat terjadi.



Di Amerika Serikat kematian mendadak dialami oleh setidaknya 300.000 orang setiap tahunnya. Data mengenai kematian mendadak di Indonesia hingga saat ini tidak ada karena hingga saat ini tidak ada sistem registri yang mencatat penyebab kematian yang dialami oleh setiap orang di Indonesia.



Terdapat banyak hal yang dipikirkan dapat menjadi penyebab meningkatnya kematian pada musim dingin. Umumnya dapat dijelaskan melalui meningkatnya stress akibat beragam kondisi yang terjadi di musim dingin seperti misalnya menumpuknya salju, gelapnya cuaca dimusim dingin, sulitnya orang untuk beraktivitas keluar rumah dan lain sebagainya. Seiring dengan meningkatnya stress beragam hormon seperti dopamine, epinephrine dan norepinephrine yang dikenal dengan katekolamine akan dihasilkan tubuh dan peningkatan beragam kotekolamin tersebut diketahui dapat memicu sedangan jantung atau aritmia. (Tomaselli & Zipes, 2004)



Walau demikian stress gagal menjelaskan meningkatnya kematian mendadak pada hari-hari libur dimana orang cenderung mengalami kebahagiaan seperti Thanksgiving, Natal, atau bahkan hari Idul Fitri. Adalah Zubaid dkk pada tahun 2006 yang berhasil menemukan bahwa perawatan akibat serangan jantung di Kuwait meningkat tajam pada 4 hari selama Idul Fitri. Hal yang dipikirkan dapat menjelaskan hal ini adalah konsumsi makanan yang cenderung meningkat banyak. Kita lebih mungkin untuk makan makanan yang disajikan saudara kita saat bersilaturahmi. Bumbu dan rempah-rempah khusus digunakan lebih banyak untuk meningkatkan citarasa makanan. Sehingga konsumsi makanan pada hari-hari Idul Fitri cenderung jauh meningkat dibandingkan saat kita berpuasa dibulan Ramadhan.



Selain itu waktu liburan adalah waktu yang menyenangkan dan bila kita sedang berbahagia ternyata tubuh juga menghasilkan katekolamin dalam jumlah yang lebih banyak - walaupun peningkatannya tidak setinggi saat kita mengalami stress. Namun tubuh memiliki cara untuk menjaga keseimbangan dan salah satu mekanisme tubuh untuk mengurangi kadar katekolamin yang tinggi ini adalah deaktivasi katekolamin oleh enzim yang disebut dengan SULT1A1 dan SULT1A3 pada saluran cerna. Pada saat liburan sebagai kompensasi tubuh akan menghasilkan enzim ini dalam jumlah yang lebih banyak untuk menonaktifkan meningkatnya katekolamin yang beredar didalam tubuh. Bayangkan apa yang terjadi bila mekanisme yang fungsinya menjaga keseimbangan ini terganggu?



Telah banyak penelitian yang menemukan bahwa enzim SULT1A dapat ditekan produksinya oleh beragam fenol dan polifenol yang bertindak sebagai inhibitor yang terkandung dalam tanaman dan makanan. Kadar inhibitor SULT1A ini ditemukan tinggi pada alkohol (terutama anggur merah), rempah-rempah, berry, kopi, teh, coklat, bawang, tomat dan banyak tanaman lainnya (Neveu, 2010). Beberapa studi lainnya oleh Boyer, Dullo, Graham, dan Haikkonen telah menemukan pula bahwa kadar katekolamin bebes meningkat setelah konsumsi makanan yang kaya dengan inhibitor SULTA1 tersebut.



Pengaruh genetik juga ternyata diketahui memiliki peranan dalam meningkatkan kerentanan seseorang terhadap inhibitor SULTA1 ini. Kerja SULTA1 secara genetik dipengaruhi oleh tiga alel, dan mereka yang memiliki alel *2 dan *3 diketahui memiliki kemampuan yang lebih rendah untuk menonaktifkan katekolamin. Sehingga konsumsi makanan yang kaya inhibitor SULTA1 pada mereka yang memiliki alel ini dapat mengakibatkan meningkatnya katekolamin secara bermakna. Mereka yang memiliki alel *1 umumnya lebih banyak 66% pada ras kulit hitam, 91% pada ras Tionghoa, dan terendah 48% pada ras kulit hitam. Data genetik pada ras Indonesia / mongoloid tidak saya temukan, mungkin karena pemeriksaan genetik membutuhkan biaya yang tidak kecil.



Meningkatnya katekolamin secara in vitro dapat mengakibatkan mengakibatkan beragam dampak seperti meningkatnya tekanan darah (Corti 2002, Edwards 2007, Peatfield 1984, Morand 2010), nyeri kepala / migraine (Fukui 2008, Littlewood 1988, Peatfield 1984) dan tampaknya dapat meningkatnya kejadian kardiovaskular / kematian mendadak pada saat liburan. Mekanisme yang sama juga dapat digunakan untuk menjelaskan “Holiday Heart Syndrome” dimana kejadian non fatal aritmia meningkat tajam setelah liburan akibat konsumsi alkohol yang berlebih.



Bagaimana dengan di Indonesia ? Walau hingga kini belum ada datanya di Indonesia, menjelang Idul Fitri memang tampaknya kejadian sindroma koroner akut meningkat lebih banyak dibandingkan hari-hari biasa. Bagi kebanyakan orang mungkin sukar untuk dipercaya bahwa makanan yang biasa kita konsumsi berpotensi dapat mencelakakan orang, bahkan hingga menyebabkan serangan jantung dan bahkan kematian mendadak ?




Terdapat beberapa hal yang dapat mengakibatkan hal ini, yang pertama adalah stress yang dialami pada saat Hari Raya. Pada hari-hari menjelang Idul Fitri jutaan rakyat Indonesia memilih untuk menghabiskan waktunya di kampung halaman dan mereka rela menghabiskan waktu berjam-jam bahkan berhari-hari dijalan untuk bisa berkumpul di hari Lebaran. Stress emosional dan fisik yang timbul pada saat mudik lebaran ini tentunya meningkatkan kadar katekolamin. Saat kita berbahagia berkumpul dengan sanak saudara dihari lebaran kadar katekolamin ini juga ternyata terus meningkat. Meningkatnya kadar katekolamin itu sebenarnya bukanlah suatu masalah besar karena tubuh memang memiliki kemampuan untuk mengolahnya menjadi zat yang tidak berbahaya. Namun kebanyakan orang saat lebaran mengkonsumsi makanan yang tidak sedikit yang kaya dengan fenol dan polifenol yang merupakan inhibitor SULTA1 sehingga kadar katekolamin yang seharusnya dapat terkontrol menjadi meningkat tak terkendali. Hal inilah yang dapat memicu timbulnya kejadian kardiovaskular baik itu berupa serangan jantung (sindroma koroner akut) atau gangguan irama jantung (aritmia) yang pada akhirnya dapat mengakibatkan kematian mendadak.



Tentunya tidak semua orang rentan terhadap kejadian ini, bagi mereka yang masih muda dan sehat tingginya kadar katekolamin masih dapat ditoleransi dengan baik. Namun pada beberapa orang yang rentan hal ini dapat berbahaya. Mereka yang rentan tersebut antara lain orang tua, mereka yang memiliki tekanan darah tinggi, kencing manis, merokok,  jarang berolah raga, riwayat penyakit jantung atau meninggal mendadak di keluarga, dan mereka yang sebelumnya telah memiliki penyakit jantung.



Akhir-kata ada baiknya jika kita kembali mengingat apa yang diajarkan oleh agama :
 
يَا بَنِي آَدَمَ خُذُوا زِينَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ



Yang artinya kurang lebih : ” Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih- lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. (Quran Surah Al A’raf ayat 31).



Jadi intinya adalah jangan berlebihan, karena segala sesuatu yang berlebihan itu tidaklah baik. Makanlah sebelum lapar, tapi berhentilah sebelum kenyang. Semoga apa yang dimakan selama lebaran tidak berlebih dan menyehatkan kita semua sehingga tidak menjadi penyakit kelak. Selain itu berhati-hatilah lebaran ini, karena tahun 2012 lalu terjadi 3600 kecelakaan saat mudik yang mengakibatkan 638 kematian.



Semoga bermanfaat untuk pembaca yang perduli dengan kesehatannya. Semoga bulan suci Ramadhan kali ini membawa manfaat yang besar dalam membina Iman Islam dan Taqwa kita terhadap Allah SWT.   

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1434 Hijriah 

Semoga semuanya mendapat berkah dan rahmat Allah SWT dibulan Ramadhan dan mendapat pengampunan tidak hanya dari Allah tapi juga dari sesama.

 
MinalAidin wal Faizin... Mohon maaf lahir dan batin. Semoga kita semua tergolong orang-orang yang kembali (ke fitrah) dan berhasil (dalam latihan menahan diri). 


Wassalam,
Salam sehat selalu,

M C Heru Purnomo
Owner of Duta Synergy 

Artikel diambil dari : SUMBER

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan beri tanggapan dan komentar karena komentar teman-teman sangat berarti untuk saya dalam rangka perbaikan dan pengembangan blog ini.