Senin, 26 Maret 2012

Win-Win Solution

Bismillahirrahmanirahim 
Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh.



Dalam tiap melakukan negosiasi ada 4 prinsip yang sering dilakukan para negosiator, yaitu :

- I Lose, You Lose
- I Lose, You Win
- I Win, You Lose
- I Win, You Win


I Lose, You Lose

Prinsip yang pertama ini adalah prinsip negosiasi yang paling tidak sehat dan biasanya didasari oleh keinginan untuk mengalahkan yang begitu besar sehingga segala upaya dilakukan termasuk mengorbankan diri sendiri demi agar tujuannya tercapai.

I Lose, You Win

Prinsip negosiasi yang kedua juga tidak kalah buruknya dengan yang pertama karena walaupun ada pihal yang menang namun kita berada dipihak yang kalah. Dalam suatu binis atau usaha bila kita menganut prinsip yang satu ini maka cepat aatu lambat maka usaha kita pasti akan mengalami kebangkrutan.

I Win, You Lose

Prinsip negosiasi yang ketiga ini masih sering kita temui saat ini yakni hanya mengejar keuntungan sesaat dengan menipu pihak lain. Untuk jangka pendek mungkin prinsip ini dapat berhasil namun tidak akan dapat bertahan untuk jangka waktu yang panjang. Biasanya hal seperti ini walaupun tidak selalu yakni ditandai dengan janji yang “to good to be true” atau hal yang kecil sekali kemungkinannya untuk menjadi kenyataan.

I Win, You Win

Prinsip negosiasi yang ke-empat inilah yang paling ideal untuk dijalankan yakni semua pihak mendapatkan keuntungan.Terlebih di abad informasi ini dimana orang dengan sangat mudah dan cepat dapat memperoleh segala macam informasi maka orang akan dengan mudah mendapatkan informasi apakah negosiasi yang dia hadapi akan menguntungkan atau tidak.

Sesuai dengan judul postingan kali ini, maka prinsip win-win solution ini lah yang akan saya sampaikan untuk teman-teman semua. Selamat membaca dan belajar.

=====oo000oo=====


Pernahkan anda mendengar istilah Win-Win Solution? Atau pernah mengalami situasi seperti itu? Istilah ini umum terjadi saat kita bernegosiasi atau saat kita menghadapi situasi konflik. Win-win solution secara sederhana dapat diartikan suatu situasi dimana para pihak (umumnya dua pihak) memperoleh keuntungan dan atau kerugian yang relatif seimbang saat memutuskan suatu permasalahan yang melibatkan kepentingan para pihak tersebut.

Dalam situasi bisnis, politik maupun sosial sering kita dihadapkan pada benturan kepentingan dengan pihak lain. Situasi ini terkadang sulit diselesaikan bahkan kemudian tidak jarang yang harus dilanjutkan dalam jalur hukum. Berlarut-larutnya penyelesaian konflik dan tidak tuntasnya negosiasi sering sekali berpangkal pada egoisme para pihak sendiri yang hanya melihat kepentingan sendiri dan mengabaikan kepentingan pihak lain.
Ketidakjujuran dan ketidakterbukaan merupakan faktor lain yang turut menyuburkan konflik dan menghambat proses negosiasi. Melihat permasalahan dari perspektif yang tunggal atau dari satu sisi saja turut memperkeruh penyelesaian suatu konflik. Keengganan melihat permasalahan secara menyeluruh dengan turut mempertimbangkan perspektif phak lain membuat penyelesaian konflik sulit tercapai.

Keinginan untuk menang sendiri turut menyumbang kegagalan sebuah negosiasi. Tidak memberikan kesempatan pihak lawan untuk memperoleh secara objektif dan adil apa yang menjadi tuntutannya merupakan hambatan terhadap penyelesaian suatu konflik.

Seorang pakar dalam bidang manajemen, perilaku organisasi dan komunikasi – Michael LeBoeuf, Ph.D – mengatakan jika orang hanya ingin mendapatkan apa yang ia inginkan dengan tidak memperdulikan kepentingan apapun dari pihak lain maka situasi ini biasanya akan menghasilkan perang, perceraian, tuntutan hukum, sakit hati, hilangnya pelanggan dan berakhirnya suatu hubungan bisnis. Ia menyebutkan perlunya pendekatan win-win solution, yaitu bekerja dengan pihak lain untuk menemukan solusi terbaik yang menguntungkan semua pihak.

Michael LeBoeuf, Ph.D, menganjurkan beberapa cara untuk melakukan pendekatan win-win solution dalam rangka menyelesaikan konflik secara konstruktif, sebagai berikut :

  1. Anda harus fokus terhadap tujuan yang ingin anda capai. Anda harus yakin terhadap apa yang akan anda putuskan. Seperti menetapkan keuntungan yang ingin anda raih, mendapatkan harga yang murah dari pemasok atau meluaskan pangsa pasar.
  2. Anda harus bisa mengendalikan emosi dengan cara meredakan emosi dari masalah yang dihadapi. Cobalah berpikir anda sebagai pihak ketiga yang sedang mengamati dua pihak lain yang berkonflik. Jangan terseret emosi dan amatilah masalah tersebut dengan objektif.
  3. Anda harus memahamai betul tugas anda dan lakukan tugas tersebut. Cari tahu apa yang diinginkan pihak lain. Konflik terjadi karena orang memiliki kepentingan lain dan melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda. Letakkkan diri anda di posisi yang berbeda. Pahamilah posisi mereka dan coba rasakan jika anda menjadi mereka.
  4. Fokuslah pada masalahnya bukan pada orangnya. Jangan bertindak defensif atau menjadi emosional. Berkomunikasilah dengan cara yang hangat dan tidak mengvonis. Jangan tergesa-gesa menuju solusi, jangan menyela atau menantang, ciptakan posisi interaksi yang positif.
  5. Setelah memahami posisi masing-masing lalukan pertukaran pendapat dan gagasan. Jangan langsung mengevaluasi gagasan atau pendapat orang lain, catat saja dan renungkan. Secara bertahap buat solusi semakin mengerucut, ingat : lakukanlah secara bertahap, tidak melompat dan jangan tergesa-gesa.
  6. Pada saat sampai pada solusi yang memuaskan, sepakati dan terjemahkan kedalam tindakan. Jangan bersikap untuk berupaya mendapatkan semua yang kita inginkan. Berikan secara adil apa yang menjadi bagian pihak lain. Kita harus dapat mempertahankan jalinan hubungan yang harmonis dan ciptakan situasi agar semua pihak yang terlibat perundingan keluar dengan situasi yang nyaman. Jika ada hal-hal prinsip tentang kesepakatan maka hal tersebut perlu dituangkan secara tertulis dan ditandatangani para pihak.
Inti pendekatakan win-win solution adalah adalah adanya sebuah solusi yang memuaskan semua pihak, bukan kemenangan satu pihak, atau kemenangan semu. Semua pihak harus mendapat keuntungan atau kerugian yang proporsional sesuai dengan posisi objektif para pihak yang terlibat.

Menutup tulisan ini layak kutip sebuah pandangan dari pakar manajemen dan pengembangan kepribadian Robert E. Dittmer, yaitu :

“Keputusan mufakat hampir selalu menghasilkan keputusan yang bermutu lebih bagus serta penerimaan dan pelaksanaan kelompok dengan segera.”

=====oo000oo=====


Semoga bermanfaat adanya. 



Wassalam,
Salam sejahtera selalu,
Mas Heru 


Disadur dari : SUMBER 1
                         SUMBER 2


Disponsori oleh : PULSAGRAM

 

 

 







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan beri tanggapan dan komentar karena komentar teman-teman sangat berarti untuk saya dalam rangka perbaikan dan pengembangan blog ini.