Rabu, 06 Februari 2013

Pembukuan Sederhana Untuk UKM

Bismillahirahmanirahim
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh






Pembukuan adalah kegiatan pencatatan keuangan yang terjadi di dalam bisnis atau usaha yang sedang kita jalankan. Pembukuan ini sangat penting untuk dilakukan sebagai evaluasi kita untuk melihat perkembangan usaha dan mengetahui keuntungan atau kerugian yang kita dapatkan dari usaha yang kita jalankan tersebut. Pembukuan juga dapat dikatakan sebagai kompas atau petunjuk arah bagi kita dalam menjalankan bisnis kita.


Sebagai pelaku Usaha Kecil Menengah, kita diwajibkan untuk mengetahui dan melaksanakan pembukuan sederhana ini. Tidak diperlukan pendidikan khusus dalam hal ini, karena pembukuan sederhana ini dapat dilakukan oleh siapa saja dan bisa dengan mudah dipelajari. Rata-rata pendidikan di Indonesia saat ini sudah mengajarkan pembukuan sederhana sejak di bangku sekolah menengah, sehingga bagi kita, hal ini pastilah bisa kita lakukan dan kita pelajari.


Alasan mengapa pembukuan ini penting untuk dilakukan adalah :

  • Mengetahui arus keluar masuk uang yang ada di dalam bisnis atau usaha yang sedang kita jalankan.
  • Mengetahui posisi modal yang terpakai dan modal yang telah kembali. Jangan sampai, karena tidak ada pencatatan pembukuan, modal yang seharusnya kembali malah hilang begitu saja tanpa kita ketahui di bagian mana uang modal tersebut terpakai.
  • Mencegah tercampurnya, pengeluaran (keuangan) pribadi dan keuangan usaha. Para pelaku usaha, jika ingin melakukan pengembangan usaha yang lebih baik haruslah benar-benar memperhatikan hal ini karena pencampuran keuangan pribadi dan keuangan bisnis akan mengakibatkan arus kas dan arus uang yang beredar di dalam bisnis yang sedang dijalankan menjadi kacau balau.
  • Yang harus diingat adalah banyak sekali usaha kecil yang mengalami kebangkrutan dan terpaksa menutup usahanya karena tidak adanya pencatatan keuangan atau pembukuan ini.
  • Dengan pencatatan dan pembukuan sederhana yang kita lakukan maka kita bisa menganalisa dan mengambil tindakan yang perlu dilakukan dari hasil analisa keuangan yang telah kita lakukan.


Bagian-bagian Di Dalam Pembukuan Sederhana


1. Neraca


Di dalam neraca ini kita melakukan pencatatan terhadap aset bisnis yang kita miliki seperti berapa modal yang telah kita tanamkan untuk menjalankan bisnis ini, berapa kewajiban yang harus kita bayarkan dan berapa harta termasuk piutan yang kita miliki. Biasanya pembuatan neraca keuangan ini dilakukan setahun sekali dan dicatatkan setiap akhir tahun pembukuan, misalnya tanggal 31 Desember.


2. Laporan rugi laba


Di dalam laporan rugi laba, yang harus kita catat adalah berbagai informasi tentang aktivitas atau kegiatan yang dilakukan di dalam bisnis yang kita jalankan seperti berapa besar hasil dari penjualan yang telah kita lakukan dan seberapa besar beban dan biaya yang harus kita lakukan. Dari hasil penjualan kotor yang dikurangi dengan beban dan biaya yang harus dikeluarkan itulah maka kita akan mengetahui apakah bisnis yang kita jalankan ini mendapatkan laba atau keuntungan atau malah mengalami kerugian.


3. Laporan arus kas


Di dalam laporan arus kas, kita melakukan pencatatan sejumlah pengeluaran dan penerimaan kas yang terjadi di dalam bisnis kita termasuk bukti sumber-sumbernya. Contohnya adalah jika kita melakukan pembelian bahan baku maka kita harus melakukan pencatatan berapa jumlah uang yang harus kita lakukan untuk melakukan pembelian tersebut dan kita mencatat pula di mana kita melakukan pembelian bahan baku itu. Bukti pengeluaran atau penerimaan kas seperti faktur, nota atau bon harus disimpan untuk melengkapi laporan arus kas ini.


Hal-hal Yang Perlu Di Perhatikan

  • Pendapatan atau pemasukan yang diakui dan wajib di catat di dalam pembukuan sederhana ini adalah ketika uang telah diterima, atau ketika beban dan biaya telah benar-benar terbayarkan. Jika belum terjadi penerimaan atau pembayaran, maka kegiatan ini tidak dicatat di dalam pembukuan.
  • Pencatatan yang dilakukan di dalam pembukuan sederhana ini harus dipisahkan antara keuangan usaha dan keuangan pribadi. Hal ini bertujuan agar memudahkan kita untuk menganalisa hasil usaha dan melihat perkembangan usaha kita secara lebih terperinci berdasarkan data-data dan fakta yang ada. Pencampuran keuangan membuat kita tidak bisa dengan pasti menentukan apakah usaha yang kita jalankan ini benar-benar menghasilkan keuntungan atau sebenarnya dalam kondisi rugi namun sering kali tertutup dengan pemasukan yang berasal dari keuangan pribadi.
  • Pencatatan yang kita lakukan di dalam pembukuan sederhana haruslah berdasarkan bukti-bukti seperti kuitansi dan tagihan dari supplier, nota pembelian bahan baku, faktur-faktur penjualan dan bukti lainnya. Jika terjadi pengeluaran yang tidak memiliki bukti yang konkret maka pengeluaran tersebut tidak diakui dan tidak dicatatkan di dalam pembukuan.
  • Seluruh transaksi yang terjadi di dalam menjalankan usaha harus dicatat dengan jelas. Transaksi adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan kondisi usaha secara keseluruhan di mana kegiatan tersebut mengubah, baik menambah maupun mengurangi, kewajiban usaha, modal pemilik serta aset usaha yang dimiliki. Di dalam pencatatan transaksi ini juga disebutkan (dicatatkan) biaya-biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan serta pendapatan yang diperoleh dalam satu periode tertentu.

Adapun tahapan-tahapan membuat pembukuan adalah sebagai berikut :

1. Kumpulkan dan Analisa Data Transaksi

Proses pembukuan dimulai dari proses pengumpulan data transaksi keuangan dalam bentuk bukti transaksi pembayaran. Bukti transaksi pembayaran dapat berbentuk kwitansi, akte, surat perjanjian, wesel, dll. Dari bukti yang didapat, kemudian dilakukan identifikasi dan analisa transaksi untuk menentukan kevalidan nilai dan status transaksi tersebut.


2. Membuat Jurnal Transaksi


Setelah bukti transaksi dianalisa, proses selanjutnya adalah memasukkan nilai yang diakui ke dalam jurnal catatan transaksi. Proses menulis jurnal ini dapat dilakukan setiap ada transaksi baru atau dilakukan sekaligus setelah transaksi selama 1 hari terkumpul. Namun lebih disarankan untuk menulis jurnal setiap ada transaksi. Hal ini untuk menghindari terjadinya “miss posting”.

Di dalam jurnal transaksi sendiri, minimal harus ada beberapa kolom informasi sbb:

1. Tanggal
2. Nomor bukti
3. Akun transaksi
4. Keterangan
5. Debet
6. Kredit
7. Saldo

3. Memindahkan Jurnal  Transaksi ke Buku Besar

Pada proses penulisan jurnal, tidak ada pengelompokan jenis transaksi. Melainkan semua transaksi yang terjadi dicatat sekaligus dalam 1 jurnal. Apakah itu transaksi kas, piutang, hutang atau pembayaran. Pada langkah berikutnya, catatan transaksi tersebut baru dipindahkan ke dalam kelompok akun sesuai dengan jenis transaksi. Nah, kelompok-kelompok akun inilah yang disebut "Buku Besar (General Ledger). Di dalam buku besar, satu jenis transaksi berkumpul menjadi satu kelompok. Misalnya : akun kas terdiri dari transaksi-transaksi yang berupa kas saja, akun aset tetap terdiri dari transaksi-transaksi yang berupa aset saja. Di dalam buku besar inilah, kita dapat melihat transaksi dengan lebih terstruktur.


4. Membuat Neraca Percobaan


Membuat neraca percobaan biasanya dilakukan setiap menjelang penutupan buku. Proses membuat neraca percobaan (trial balance) dimaksudkan untuk memastikan bahwa nilai jenis akun bersaldo debit sama dengan jenis akun bersaldo kredit (seimbang). Atau secara keseluruhan, jumlah nilai transaksi debit sama dengan transaksi kredit.

Dapat dikatakan saldo-saldo akhir akun bersaldo debit dijumlahkan, dan saldo-saldo akun bersaldo kredit juga dijumlahkan, lalu dibandingkan. Jika nilainya sama berarti balance (sudah benar).


Bagaimana jika tidak seimbang? ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan neraca tidak seimbang antara lain:


1. Ada transaksi yang belum dicatat.
2. Ada transaksi yang salah perhitungan atau salah catat.

Semoga bermanfaat adanya.


Wassalam,
Salam sejahtera selalu

 M C Heru Purnomo

Artikel disadur dari :


Tidak ada komentar: