Sabtu, 27 Juli 2013

Bijaklah Mengatur Keuangan Selama Menjelang, Tengah dan Paska Lebaran

Bismillahirahmanirahim
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh




Menjelang hari raya, pada umumnya sebagian besar karyawan memperoleh Tunjangan Hari Raya (THR) setidaknya 10 hari sebelum hari raya tiba. Dengan diterimanya bonus tersebut, yang diiringi maraknya berbagai penawaran menarik dari toko-toko ataupun pusat perbelanjaan, terkadang hal tersebut sangat menggoda dan tanpa disadari membuat kita cenderung lebih konsumtif.
 
Seakan diluar kendali, kesadaran kita akan dana lebih yang kita miliki saat itu, di satu sisi membuat mata kita semakin terbuka untuk berbelanja berbagai hal yang sebenarnya belum tentu benar-benar kita butuhkan, dan di sisi lain membuat mata kita semakin tertutup akan kondisi keungan yang harus kita hadapi seusai Lebaran.


Padahal jika kita pikirkan secara seksama, maka sebenarnya pengeluaran kita sudah mulai meningkat dimulai dari saat bulan puasa. Pada saat berpuasa, umumnya justru terjadi pembengkakan biaya dari segi kebutuhan pangan. Keinginan kita untuk mencicipi beragam menu khusus saat berbuka ataupun menghadiri berbagai acara buka puasa bersama menuntut pengeluaran yang lebih dari biasanya.


Untuk menyikapi hal-hal tersebut, maka kita harus lebih bijak dalam mengatur keuangan. Karena pendapatan dan keutuhan setiap orang dapat berbeda, maka sesuaikanlah gaya hidup kita dengan pendapatan yang kita miliki. Pertimbangkan matang-matang segala pengeluaran kita berdasarkan skala prioritas, agar tidak lebih besar pasak daripada tiang, yang pada akhirnya justru menjerumuskan kita dalam kondisi yang serba kekurangan.


Berikut ini adalah kiat bijak mengatur keuangan menjelang Lebaran, yang dapat disesuaikan dengan tujuannya masing-masing agar kondisi keungan tetap terjaga seusai lebaran :



1. Pisahkan Gaji dengan THR


Saat menjelang hari raya Lebaran, umumnya kita menerima gaji hingga dua kali lipat. Yaitu gaji pokok bulanan dan THR (senilai hingga satu kali gaji). Pisahkanlah antara gaji dengan THR.


Gunakanlah gaji pokok untuk membiayai berbagai kebutuhan dan rutinitas bulanan seperti biasa. Karena sudah terencana dengan baik setiap bulannya, maka kita dapat dengan lebih mudah mengelolanya.


Lalu prioritaskan THR untuk membayarkan kewajiban dan pengeluaran ekstra saat merayakan Lebaran. Kewajiban antara lain dapat berupa :



- Kewajiban Membayar Zakat

 Perhitungkan dana zakat bagi Anda dan keluarga. Zakat adalah hal utama yang disisihkan ketika Anda mendapatkan THR. Karena THR adalah penghasilan tahunan, maka jika telah mencapai nisab (jumlah wajib zakat), hitung dan keluarkan Zakatnya. Namun jika Anda terbiasa mengeluarkan zakat tiap bulan, maka zakat dari THR akan lebih besar.
 
Anda dapat menghubungi berbagai lembaga Zakat untuk mengetahui apakah penghasilan Anda telah terkena kewajiban zakat.


- Kewajiban Membayar THR

Selain menerima THR, Anda juga memiliki kewajiban untuk membayar THR kepada orang-orang yang bekerja untuk Anda, seperti pembantu rumah tangga, supir pribadi ataupun secara sukarela kepada orang-orang lain yang memiliki jabatan di tingkat dasar atau berpendapatan rendah di tempat Anda bekerja seperti OB (Office Boy).

2. Sisihkan Dana Untuk Pembayaran Wajib


Selain membayar iuran wajib bulanan seperti listrik atau air, barangkali Anda memiliki cicilan seperti Kredit Pemilikan Rumah (KPR) atau Kredit Kendaraan Bermotor (KKB).


Untuk memudahkan Anda mengatur keuangan, tetaplah pada jalurnya dan gunakan gaji pokok untuk membiayai cicilan tersebut seperti yang telah direncanakan sebelumnya.


Usahakanlah untuk mengutamakan hal ini, karena kelalaian dalam membayar cicilan dapat menjerat Anda dengan beban bunga yang besar.



3. Membuat Anggaran Untuk Hari Raya


Disinilah THR yang Anda terima juga memegang peranan penting. Bijaklah dalam memperhitungkan penggunaan THR Anda. Gunakan sisa THR Anda untuk membiayai pengeluaran tambahan yang dibutuhkan saat Hari Raya. Utamakanlah skala prioritas dan hindari keinginan semata untuk berfoya-foya dengan membeli barang-barang baru yang belum tentu dibutuhkan untuk jangka panjang.


Kendalikan nafsu berbelanja Anda, karena hal tersebut dapat menjerumuskan Anda dengan berbagai kesulitan nantinya. Pemborosan tersebut dapat berupa :



- Belanja yang Berlebihan


Disaat kita memliki THR (uang lebih), datanglah berbagai godaan untuk membeli barang-barang baru, salah satunya seperti pakaian.


Pembelian pakaian saat menjelang Lebaran adalah hal yang sangat umum. Namun perhitungkanlah baik-baik seberapa banyak pakaian baru yang Anda butuhkan. Tidak semua pakaian dibandrol dengan harga tinggi, namun pembelian dalam jumlah banyak (diluar kebutuhan) juga menyebabkan pembengkakan pengeluaran.


Jangan pernah lupa memperhitungkan kebutuhan lain saat Anda merasa bahwa saat itu Anda mampu membeli sebuah barang yang Anda inginkan.


- Mudik


Mudik saat Lebaran memang sebuah fenomena yang menjadikannya sebuah tradisi bagi banyak perantau untuk kembali ke kampung halaman dengan tujuan bersilaturahmi dan merayakan Idul Fitri bersama keluarga besar.


Hal ini mungkin dapat dimaklumi, namun pertimbangkanlah matang-matang bahwa biaya transportasi pada saat Hari Raya terutama Lebaran melambung tinggi. Selain menguras biaya, bagi Anda yang mudik dengan menggunakan kendaraan sendiri perlu ekstra tenaga dan sangat berhati-hati pada masa arus mudik untuk mengjhindari hal-hal yang tidak diinginkan akibat kelalaian karena kelelahan. Dan jika Anda seorang pegawai baru dengan gaji pas-pasan, sebaiknya tidak memaksakan diri untuk mudik.


Jika ingin memaksimalkan keuangan Anda, gunakanlah teknologi untuk menyampaikan silaturahmi melalui telpon atau sms. Anda tetap dapat mudik dan berkumpul bersama keluarga dengan mengambil cuti diluar Hari Raya dengan kondisi jalan yang lebih lenggang dan hemat biaya.



4. Hindari Hutang


Saat Hari Raya, terkadang sebagian dari kita memiliki tuntutan gaya hidup yang lebih demi status sosial seperti berusaha tampil dengan sesuatu yang baru. Keinginan tersebut tentunya memaksakan kita untuk mengeluarkan banyak uang, dan bahkan juga melampaui batas kemampuan kita.


Sebaiknya hindari keinginan tersebut jika Anda tidak dapat menyanggupinya, kebanggaan tersebut hanya dapat dinikmati sesaat dan tidak menutupi kemungkinan akan hadirnya orang lain dengan sesuatu yang lebih lagi. Hal ini akan terus berlangsung dan akhirnya Anda hanya akan merugikan diri sendiri.


Tidak dapat dipungkiri bahwa terkadang hadir hal-hal tak terduga yang membutuhkan biaya. Sebaiknya jangan paksakan diri untuk menyanggupinya, apalagi hingga mengambil resiko untuk berhutang. Tentunya Anda ingin menghindari kehadiran debt collector yang ingin bertamu kerumah Anda ataupun berkurangnya jadwal ketenangan karena lonjakan tagihan kartu kredit dan lain-lain.



5. Maksimalkan THR Dengan Berinvestasi


Menurut sejumlah konsultan perencana keuangan, sebuah keluarga harus dapat mengelola uang THR sebagaimana mengelola gaji bulanan biasa (100%), minus hutang maksimal (30%), minus investasi minimal (10%) sehingga sisa uang THR yang digunakan untuk berlebaran sebesar 60% saja.


Jika pengeluaran mencapai sekitar 120% hingga kurang dari 160% atau antara 1,5 - 2,5 pengeluaran normal maka keluarga tersebut (masih) tergolong keluarga yang mampu mengelola uang THR secara sehat dan bijak.


Namun jika pengeluaran sebuah keluarga mencapai lebih 160% atau di atas 2,5 kali pengeluaran normal, keuangan keluarga tidak tergolong sehat dan dipastikan mengalami kesulitan keuangan pada masa sesudah Lebaran.


Untuk menghindari berbagai godaan berbelanja termasuk membeli hal-hal yang tidak diperlukan, sebaiknya pindahkan uang THR ke dalam rekening yang tidak ber-ATM.
Semoga kiat-kiat diatas dapat bermanfaat bagi kita agar dapat mengelola keuangan, khususnya THR dengan lebih bijak dan terencana. Selebihnya kita juga dapat mengendalikan diri dalam mengatasi kebiasaan berbelanja menjelang Hari Raya. 

Semoga bermanfaat adanya.

Wassalam,
Salam sejahtera selalu,

M  C Heru Purnomo

Owner of Duta Synergy


Artikel diambil dari : SUMBER

 

Tidak ada komentar: