Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Siapa yang tak khawatir dan takut kalau
terkena serangan jantung? Penyakit berbahaya yang mematikan ini memang
telah menjadi momok yang menakutkan bagi sebagian besar orang di
berbagai penjuru dunia.
Betapa tidak, serangan jantung bisa
merenggut nyawa seseorang secara tiba-tiba, tanpa terduga. Orang yang
kelihatannya sehat karena tidak pernah mengeluhkan gejala penyakit
apapun bisa mendadak meninggal akibat serangan jantung.
Bahkan, baru-baru ini dikabarkan serangan jantung kembali menimpa seorang aktor dan presenter kondang Ricky Jo. Sebelum meninggal Ricky Jo memang mengeluh sakit nyeri di dadanya. Tapi mungkin karena kesibukan kerja, maka rasa nyeri tersebut tidak dirasakan. Hingga pada akhirnya serangan jantung menyebabkan kematiannya.
Oleh karena itu, kita patut waspada
dengan serangan mendadak yang mematikan yang disebabkan oleh serangan
jantung. Pada dasarnya, penyakit jantung juga memiliki tanda-tanda yang
bisa dikenali dan dianalisis oleh orang awam sekalipun asalkan sudah
mengetahui informasi awal tentang penyakit ini.
Dan yang penting diketahui adalah bahwa penyakit jantung ternyata
tidak selalu identik dengan nyeri di dada. Tidak selalu orang yang
mengeluh nyeri di dada kemudian disebut menderita penyakit jantung,
karena bisa saja orang tersebut menderita penyakit lain seperti asma,
pneumothorax, dan lainnya.
Nah, bagaimana cara untuk membedakan nyeri dada yang dialami tersebut karena diakibatkan oleh penyakit jantung
atau gangguan penyakit lainnya? Sebagaimana dilansir dalam
detikhealth.com yang memuat statement dari Dr. Rob Lamberts yang
menyatakan bahwa orang perlu membedakan kapan nyeri dada serius karena
serangan jantung atau disebabkan penyakit lainnya.
Kalau nyeri dada yang diderita
terindikasi kuat mengarah kepada penyakit jantung maka tindakan cepat
untuk menanggulanginya harus segera dilakukan sebelum terjadinya
kerusakan pada otot jantung yang ujung-ujungnya bisa menimbulkan
kematian mendadak.
Lebih lanjut, Lamberts mengungkapkan
bahwa sesungguhnya lebih dari sepertiga pasien penyakit jantung tidak
mengeluhkan rasa nyeri di dada. Namun, gejalanya sudah dirasakan jauh
sebelumnya yakni ketika dirasakannya nyeri pada dada yang hilang dan
timbul dalam jangka 5-10 menit.
Namun hal kritis tersebut seringkali
diabaikan oleh banyak orang. Untuk gejala serangan jantung, kata yang
tepatnya sebenarnya bukan nyeri dada melainkan sensasi di dada yang
dirasakan sangat tidak enak yakni sesak yang berat dibagian dada.
Lantas, bagaimana untuk membedakan keduanya ? Berikut merupakan
penjelasannya secara rinci :
- Dada terasa sesak dan berat sehingga sangat sulit untuk bernafas. Mungkin Anda pernah melihat sebuah iklan obat sakit asma di layar kaca, dimana terlihat seorang perempuan yang diilustrasikan sedang merasakan sesak nafas yang berat ibarat diikat oleh tali kuat dan kencang. Nah, seperti itulah rasanya sesak nafas orang yang terkena serangan jantung.
- Mengeluarkan keringat, perut terasa mual dan timbul perasan cemas. Kondisi tersebut muncul serta-merta berbarengan dengan sesaknya nafas sampai kesulitan saat bernafas.
- Rasa sakit yang menjalar. Leher terasa sakit, yang diikuti oleh rasa sakit pada lengan kiri dan rahang, di bagian belakang perut, dan juga terjadi pada salah satu bahu.
- Denyut jantung berdegup kencang atau lebih cepat dari biasanya. Di saat yang bersamaan, badan juga tiba-tiba merasa sangat lemas. Dan yang patut diperhatikan gejala-gejala berbahaya di atas bisa terjadi sekalipun Anda sedang beristirahat dalam arti tidak sedang melakukan aktifitas. Namun demikian, gejala diatas juga bisa muncul sehabis berolahraga, setelah menghabiskan menu makan besar, atau ketika sedang stres.
Nyeri Dada yang Bukan Serangan Jantung
Sedangkan nyeri dada yang bukan termasuk serangan jantung ialah sebagai berikut:
- Timbul nyeri dada ketika sedang batuk. Ketika Anda merasakan rasa nyeri di dada saat batuk maka jangan khawatir karena bukanlah termasuk gejala serangan jantung meskipun tetap harus diobati. Penyebabnya ialah adanya infeksi saluran pernafasan bagian atas oleh virus.
- Rasa nyeri pada rusuk. Biasanya nyeri pada rusuk diakibatkan oleh timbulnya penyakit lain seperti herpes zoster.
- Nyeri pada otot atau tulang dada. Hal ini dianggap wajar dan kerap terjadi justru pada orang yang meningkatkan kegiatan fisiknya.
- Tulang rusuk yang patah. Nyeri dada yang dialami seseorang juga bisa terjadi karena adanya tulang rusuk yang patah oleh berbagai sebab seperti jatuh, berkelahi, dan lainnya.
- Pneumothorax. Yakni adanya masalah pada paru-paru yang menyebabkan nyeri di dada sehingga mengakibatkan sesak nafas.
- Adanya bekuan darah pada paru-paru. Kondisi yang disebut juga dengan emboli ini akan menyebabkan kondisi nyeri dada yang merepotkan. Perlu penanganan dari dokter untuk menghilangkan rasa nyeri tersebut.
- Penyakit tulang belakang. Anda pasti sudah pernah mendengar penyakit terjepitnya saraf tulang belakang. Hal tersebut bisa menyebabkan rasa nyeri di dada yang juga sangat mengganggu.
Itulah beberapa gejala untuk membedakan
mana yang termasuk gejala serangan jantung atau nyeri dada biasa yang
tingkat resiko kematiannya masih di bawah serangan jantung.
Gejala-gejala di atas patut diperhatikan secara seksama untuk mengurangi
resiko terkena serangan Jantung.
Karena kalau salah diagnosa maka
akibatnya akan fatal, yang mana kematian akan segera menjemput. Hal yang
lainnya yang juga patut diwaspadai bahwa gejala nyeri dada pada
serangan jantung waktunya sangat singkat untuk dideteksi dan hal itu
tentunya membutuhkan tingkat kepekaan dan responsibilitas yang tinggi.
Akhirnya, semoga dengan adanya artikel ini bisa membantu Anda untuk membedakan mana gejala serangan Jantung atau sekadar nyeri dada biasa yang masih bisa diberikan treatment penyembuhan sehingga resiko kematiannya rendah.
Semoga bermanfaat adanya.
Baca juga artikel dengan judul :
- Symptoms Serangan Jantung Dan Tanda Awalnya
Wassalam,
Salam sehat selalu,
M C Heru Purnomo
Artikel diambil dari : SUMBER
Semoga bermanfaat adanya.
Baca juga artikel dengan judul :
- Symptoms Serangan Jantung Dan Tanda Awalnya
Wassalam,
Salam sehat selalu,
M C Heru Purnomo
Artikel diambil dari : SUMBER
Tidak ada komentar:
Posting Komentar