Bismillahirahmanirahim
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Dalam menyusun studi kelayakan bisnis ada 2 (dua) factor yang harus diperhatikan yakni : 1. Apakah bisnis yang disusun sudah ada sebelumnya. 2. Atau belum sama sekali. Jika belum ada dan baru akan disusun maka hal yang paling penting dilakukan adalah membuka mindset bisnis dan mencari peluang bisnis.
Di era globalisasi ini, sudah saatnya bangsa
Indonesia memikirkan cara mencari terobosan dengan menanamkan sedini mungkin
tentang nilai-nilai kewirausahaan terutama bagi kalangan terdidik, terlebih
lagi bagi warga perguruan tinggi. Penanaman nilai-nilai kewirausahaan bagi
banyak orang diharapkan bisa menumbuhkan jiwa kreativitas untuk bisnis atau
berwirausaha sendiri dan tidak tergantung pada pencarian kerja yang semakin
hari ketat persaingannya. Kretivitas ini sangat dibutuhkan bagi orang yang
berjiwa kewirausahaan agar mampu mengidentifikasi peluang usaha yang kemudian mendayagunakannya
untuk menciptakan peluang usaha baru. Nilai-nilai kewirausahaan sangat penting
bagi orang yang akan memulai usaha, sehingga pengusaha akan berusaha untuk menciptakan
inovasi dalam bisnis yang dijalankan sehingga produk yang dihasilkan bisa
diterima di pasaran sebagai produk unggulan yang dicari konsumen.
Di era global ini, persaingan di antara sesama pebisnis
atau pengusaha sangat ketat dan variatif baik persaingan di skala lokal,
regional, nasional maupun international. Maka perbisnis atau perusahaan
menekankan pada inovasi yang penuh kreativitas yang akan bisa bersaing,
bertahan, unggul, dan mempunyai nilai lebih. Nilai lebih tersebut yaitu
wirausaha harus memiliki kemampuan dalam hal berhubungan dengan masyarakat
lainnya (Interaksi), kemampuan dalam hal memasarkan barang, keahlian mengatur,
serta sikap terhadap uang.
Seseorang memiliki minat berwirausaha karena adanya
suatu motif tertentu, yaitu motif berprestasi. Motif ini ialah suatu nilai
sosial yang menekankan pada hasrat untuk mencapai yang terbaik guna mencapai
kepuasan secara pribadi. Faktor dasarnya adalah adanya kebutuhan yang harus
dipenuhi.
Menurut Drucker (1997), kewirausahaan (entrepreneurship)
adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Bahkan,
entrepreneurship secara sederhana juga diartikan sebagai prinsip kemampuan
wirausaha (Soedjono, 1993; Meredith, 1996; Usman, 1997). Zimeerrer (1996)
menyatakan : penerapan kreativitas dan inovasi untuk memecahkan masalah dan
upaya untuk memanfaatkan peluang yang dihadapi setiap hari. Kewirausahaan adalah
merupakan gabungan antara kreativitas, inovasi, dan keberanian menghadapi
risiko yang dilakukan dengan cara kerja keras untuk membentuk usaha baru.
Kreativitas oleh Zimmerrer diartikan sebagai kemampuan untuk mengembangkan
ide-ide baru dan untuk menemukan cara-cara baru dalam memecahkan persoalan dan
menghadapi peluang (creativity is the ability to develop new ideas and to
discover new ways of looking at problems and opportunities), sedangkan inovasi
diartikan sebagai kemampuan untuk menerapkan kretivitas dalam rangka memecahkan
persoalan-persoalan dan peluang untuk meningkatkan dan memperkaya kehidupan (innovation
is the ability to apply creative solutions to those problems and opportunities
to enhance or to enrich people’s live). Sedangkan menurut Levitt, kreativitas
adalah thinking new things (berpikir sesuatu yang baru). Sedangkan inovasi
adalah doing new things (melakukan sesuatu yang baru). Keberhasilan wirausaha
akan tercapai apabila berpikir dan melakukan sesuatu yang baru atau sesuatu
yang lama yang dilakukan dengan cara yang baru (thinking and doing new things
or old thing in new ways).
Dengan munculnya jiwa wirausaha diharapkan akan
terbentuk sebuah mindset (pola pikir) menjadi pengusaha yang mampu menciptakan
lapangan kerja, selain itu diharapkan seseorang akan lebih memahami potensi
dirinya sehingga akan memiliki visi dan masa depan yang lebih baik, lebih
cerah, dan lebih menyenangkan. Dengan memahami potensinya menurut Harefa (2000)
maka akan terbentuk sikap-sikap :
1. Digerakkan
oleh ide dan impian.
2. Lebih
mengandalkan kreativitas.
3. Menunjukkan
keberanian.
4. Percaya
pada hoki, tapi lebih percaya pada usaha nyata.
5. Melihat
masalah sebagai peluang.
6. Memiliki
uasaha sesuai hobi dan minat.
7. Mulai
dengan modal seadanya.
8. Senang
mencoba hal baru.
9. Selalu
bangkita dari kegagalan.
10. Tak
mengandalkan gelar akademis.
Semoga bermanfaat adanya
Wassalam,
Salam sejahtera selalu,
Mas Heru
Disadur dari : SUMBER
Disponsori oleh : PULSAGRAM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar