Sabtu, 15 Juni 2013

BUDIDAYA PADI SECARA ORGANIK


Bismillahirahmanirahim
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Bertanam padi organik pada dasarnya sama saja dengan bertanam padi secara konvensional atau non organik. Jenis padi yang ditanam pun  boleh apa saja, misal kelas aromatik (pandan wangi, mentik, gilirang, dll). Bisa juga menggunakan varietas unggul seperti IR64, Cisadane, Memberamo, dll. Bahkan padi dalam (umur panen rata-rata 6 bulan) dan padi hibrida pun dapat diusahakan menjadi padi organik.
 
Yang membedakan pertanian organik dengan pertanian yang ada sekarang adalah :
 
- Memakai pupuk organik dan tidak memakai pupuk kimia
- tidak memakai pestisida kimia

Dalam bertanam padi secara organik, pupuk yang digunakan sebagai sumber hara berasal dari pupuk organik seperti : kompos, pupuk kandang, atau sisa tanaman (jerami) yang dibenamkan ke tanah. Kelebihan pupuk organik adalah berperan dalam mengembalikan sifat fisik, kimia, dan biologi tanah.
 
Sementara untuk mengendalikan hama, penyakit, gulma (tanaman pengganggu/rumut) dilakukan secara manual atau dengan menggunakan pestisida alami (biopestisida).
 
Komponen utama pertanian organik adalah memanfaatkan limbah pertanian untuk proses daur ulang digunakan sebagai pupuk tanaman. Termasuk juga sistem pengolahan tanah yang berdasarkan konservasi, pergiliran tanaman, memanfaatkan tanaman penutup tanah, pemeliharaan ternak, dan analisis tanaman, maupun uji tanah. Selain itu juga menghindarkan sebanyak mungkin penggunaan pestisida/insektisida maupun pupuk kimia serta bahan agrokimia lainnya.

Pada umumnya dalam melakukan budidaya padi organik, para petani tidak langsung mengubah sistem, tetapi secara bertahap. Pada musim pertama, para petani masih mengaplikasikan pupuk kimia (Urea, TSP, KCl) sesuai anjuran. Namun sudah mulai ditambah kompos 1.5 ton per hektar. Kombinsi ini dipertahankan sampai pada musim tanam kedua.

Memasuki musim tanam ketiga dan keempat, pemakaian pupuk kimia diturunkan hingga 50%. Sedangkan penggunaan kompos dinaikkan menjadi 2 ton per hektar.
Dan pada musim tanam ke lima dan
 
kekenam aplikasi Urea tinggal 25%, TSP diturunkan hingga 50% dari penanaman sebelumnya, dan tanpa KCl. Pemakaian kompos ditambah menjadi 2.5 ton/ha.
Untuk pengelolaan dan pengendalian gulma (tanaman pengganggu / rumput) dengan cara manual misalnya dengan cara dicabuti dan dikembalikan di antara barisan tanaman. Gulma ini menjadi bagian dari bahan pupuk organik.

Sementara itu untuk mengendalikan hama penyakit dengan mengembangkan keragaman ekosistem melalui pergiliran tanaman, atau mengaplikasikan biopestisida. Karena perlakuan penanaman yang perlu perhatian serius dari petani juga hasil panen yang tidak seperti sawah konvensional/non organik, maka harga beras organik lebih mahal dibandingkan dengan harga beras yang dibudidayakan dengan sistem konvensional/non organik.

Sebagai contoh untuk harga beras organik Menthik Wangi "Best For Your Diabetes" dari Organic Duta ini, yang dikemas dalam kemasan 1,5 Kg ini, dipasaran dipatok dengan harga HET Rp. 45.000/pack.
 
Menthik Wangi "Best For Your Diabetes"

Sementara untuk beras organik Menthik Susu "Healthy Rice" dan Beras Merah "Mom And Kids", masing-masing dipatok dengan harga Rp. 55.000/pack
 
Menthik Susu "Healthy Rice"

 Beras Merah "Mom And Kids"

Mahalnya harga beras organik ini tentunya sesuai dengan nilai kemanfaatannya yang bagus untuk dikonsumsi agar tubuh tetap sehat dan tidak kemasukan residu bahan kimia dan pestisida. Dengan semakin tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk bergaya hidup dan berpola makan yang sehat maka trend mengkonsumsi beras organik pun semakin menjamur di masyarakat kita. Sebuah peluang usaha yang masih terbuka luas tentunya.

Apakah sahabat semua ingin mengambil peluang untuk menjadi distributor bagi pemasaran beras organik dari Organic Duta ?

Organic Duta membuka peluang usaha bagi sahabat semua untuk menjadi Distributor Beras Organik Dari Organic Duta diseluruh wilayah Indonesia.

Untuk informasi lebih detail silahkan hubungi kami,

Email : cholicm@gmail.com
Phone : 083866947437

Semoga bermanfaat adanya.

Salam sehat selalu


Owner of Duta Synergy, dan
Co-Founder of Organic Duta.

Tidak ada komentar: