Bismilahirrohmanirohim
Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Tentunya
kita pernah mendengar papatah yang mengatakan bahwa "Tak ada gading
yang tak retak". Ini menunjukkan ketidaksempurnaan kita dibalik
kesempurnaan yang kita miliki. Pasti ada kekurangan dan kesalahan yang
kita rasakan dan kita perbuat dalam menjalani hidup ini. Lantas
bagaimana kita menyikapinya. Apakah kita harus toleran dengan
kesalahan-kesalahan yang kita perbuat ?. Dan membiarkan kesalahan
tersebut terus terjadi. Atau kita ambil hikmah dibalik kesalahan dan
berusaha untuk memperbaikinya dikemudian hari.
Memang
benar bahwa berbuat salah adalah manusiawi. Tapi adalah tidak pada
tempatnya kalau kita melakukan excuse terus menerus terhadap kesalahan
yang kita perbuat. Jadi akan lebih bermakna kalau kita mau mempelajari
kesalahan tersebut dan mencoba merubah kesalahan yang bersifat merugikan
menjadi suatu kesalahan yang menguntungkan untuk kita. Berikut ini
contoh bagaimana kita merubah kesalahan menjadi hal yang menguntungkan.
Selamat membaca....
=====oo000oo=====
Ketika
salah satu pintu kebahagiaan tertutup, pintu yang lain terbuka. Namun
terkadang kita melihat dan menyesali pintu tertutup tersebut terlalu
lama, hingga tidak melihat pintu kebahagiaan lain yang telah terbuka.
Seharusnya kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan karena tidak
pernah gagal, tetapi mampu bangkit kembali setiap kali kita jatuh. Orang
yang berhasil, akan mengambil manfaat dari kesalahan-kesalahan yang ia
lakukan, dan akan mencoba kembali untuk melakukan dalam suatu cara yang
berbeda.
Beberapa kesalahan justru dapat mengantarkan kita
mencapai ‘benar’ pada tingkat yang lebih tinggi, bila kita mampu
melihat kesempatan dengan pikiran dan mendengar dengan hati. Inilah 5 kesalahan yang kita ‘butuhkan’ :
1. Kesalahan yang membuat kita jadi lebih bijak
Banyak
dari kita yang berlarut-larut dalam kesalahan fatal. Bahkan bila sudah melakukan secara
berulang, tidak sedikit yang merasa ‘terlanjur kotor’ sehingga enggan
atau malu untuk memperbaiki diri dan bertobat.
Namun tidak sedikit
pula dari mereka yang masih mempunyai keinginan untuk itu. Terkadang
justru orang-orang yang ‘sembuh’ setelah bertobat dari kesalahan,
menjadi contoh tauladan bagi komunitasnya, bahkan dapat dikatakan bijak
melebihi mereka yang belum pernah berbuat kesalahan yang sama. Umumnya
karena mereka menjadi contoh nyata dari pertobatannya, istilahnya, bukan
hanya teori tapi sudah pada tahap praktek. Public figure yang bisa
menjadi contoh pada kasus ini adalah Ustadh Jeffry dan Johny Indo.
2. Kesalahan yang menampakkan kualitas atau nilai baik kita
Kualitas
bagus kita yang selama ini tidak terlihat orang lain, bisa tampak
cemerlang saat kita memperbaiki kesalahan yang kita sebabkan. How come?
Bagaimana bisa?
Contohnya, apabila kita ‘disorot’ oleh pimpinan
kita karena suatu kesalahan. Sebelum kesalahan itu terjadi, Pimpinan
hanya melihat kita sebagai orang ‘rata-rata’ yang mungkin tidak
dikenalnya. Namun karena kesalahan itu kita menjadi ‘di luar rata-rata’
karena diperhatikan.
Di sinilah kita harus membuktikan bahwa kita
mampu memperbaiki, bahkan membuktikan kualitas-kualitas yang selama ini
tidak diperhatikan orang, sehingga Boss, atau orang yang berada pada
level Atas, akan mengenal kita dari kualitas bagusnya.
3. Kesalahan yang memperkenalkan Kita kepada lebih banyak orang
Salah
satu faktor keberhasilan adalah networking, terutama dari mereka yang
mengenal kita, bukan dari yang hanya kita kenal. Mereka yang kita kenal,
tetapi tidak mengenal kita dan kualitas-kualitas kita, tidak akan mampu
membantu banyak.
Nah, apabila kita berada dalam situasi yang kita
anggap salah, di mana mengharuskan kita bertemu dengan banyak pihak,
maka sebenarnya hal ini menguntungkan kita.
Saya sendiri pernah
mengalami. Suatu kali saya harus mewakili Direktur yang tidak dapat
menghadiri acara Ultah salah satu media Nasional. Yang terbayang, saya
hadir ke acara di mana saya tidak mengenal satu orang pun.
Ternyata,
saya sangat beruntung menghadiri acara itu. Justru karena datang
sorangan itulah membuat saya ‘terpaksa’ berkenalan dengan para tamu
undangan yang tak lain adalah para Pejabat Negara, Rektor, Public
Relation, dan kalangan Media. That’s my dream world! Dan hingga saat ini masih kontak dengan mereka.
Maka
kesalahan yang membuat kita dikenal oleh lebih banyak orang, dan kita
dikenalnya bersama kualitas kita adalah kesalahan yang menguntungkan.
4. Kesalahan yang membuat kita diberikan lebih banyak tanggung jawab
Entah
sebagai hukuman atau sebagai permintaan bertanggungjawab atas
kesalahan, orang justru memberikan lebih banyak tanggung jawab kepada
dia yang melakukan kesalahan.
Pada umumnya, kita akan mengeluh
begitu mendapat tambahan tanggung jawab. Namun bila kita menerimanya
dengan ikhlas, sebenarnya tambahan tanggung jawab itu merupakan pintu
gerbang untuk menjadi lebih pandai dan mahir.
Saat melakukan
memang berat, namun bila tanggung jawab itu telah selesai, pada saat
itulah kita menyadari bahwa pengetahuan kita telah bertambah.
Tanggung jawab bukanlah beban yang harus dihindari, tetapi izin untuk membangun hasil yang baik dan besar bagi orang banyak.
5. Kesalahan yang menghasilkan
Menghasilkan
di sini adalah kita mendapatkan penghasilan dari kesalahan kita.
Caranya? Manfaatkan kesalahan atau kesialan-kesialan kita menjadi bahan
baku dalam berkarya. Bila kita memiliki talenta menulis, maka kisah
hidup kita yang penuh kesialan bisa dijadikan inspirasi dalam menulis,
atau dibuat skenario untuk difilmkan? Such a good idea, I think.
Bisa
pula kita manfaatkan kesalahan dan pengalaman pahit kita untuk
memotivasi orang lain. Lihatlah, sekarang banyak motivator yang sukses
karena keberhasilannya bangkit dari masa lalu.
So, what do you think?
Tuhan memberi cobaan sebatas kemampuan kita, bukan? Dan pasti ada
hikmah dari segala cobaan itu. Tinggal bagaimana kita pandai-pandai
mengambil makna dan hikmahnya.
=====oo000oo=====
Semoga bermanfaat.
Wassalam,
Salam Sejahtera Selalu,
Mas Heru
Disadur dari : Sumber
Catatan ini disponsori oleh : PULSAGRAM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar