Bismillahirahmanirahim
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Inilah
kisah sukses Donald Trump. Ia adalah pemilik beberapa real estate paling bergengsi
di kota New York. Ia berhasil menempatkan merek Trump di beberapa hotel, perkantoran,
dan tempat hiburan. Ia sempat menjadi salah satu pengusaha paling kontroversial
sepanjang tahun 1980-an sampai 1990-an. Dilahirkan di New York pada tanggal 14
Juni 1946, anak dari Fred Trump, seorang developer sukses. Sang ayahlah yang membantu
mengarahkan dan membentuk bakat bisnisnya. Jujur ia mengakui, “Ayah saya adalah
mentor bisnis saya.”
Donald
Trump memulai kiprah bisnisnya setelah menyelesaikan pendidikannya di Wharton Business
School. Dia bekerja untuk ayahnya selama 5 tahun dan selama itu pula ia
berhasil menggarap proyek-proyek yang sangat profitable. Ayahnya berkomentar,
“Segala yang disentuhnya seolah-olah berubah menjadi emas.” Layaknya sentuhan
Midas. Lalu Donald Trump fokus pada bisnisnya sendiri, yaitu real estate di Manhattan.
Di mana ia menguasai beberapa real estate paling bergengsi di kota tersebut, di
antaranya Trump International Hotel, Trump Tower, dan sederet tempat hiburan.
Lalu nama Trump dikembangkan menjadi merek majalah, pakaian, parfum, golf,
perguruan tinggi, es krim, dan masih banyak lagi.
Siapapun
tahu, Donald Trump sempat hampir bangkrut pada tahun 90-an. Menurutnya, ketika
itu, pengemis di tepi jalan pun jauh lebih kaya daripada dirinya. Karena si
pengemis tidak memiliki utang dan sebaliknya ia memiliki utang yang luar biasa
besarnya. Sekitar 90 miliar dolar! Di bawah tekanan utang yang menggunung, ia tetap
agresif. Dengan negosiasi demi negosiasi, ia bergerak terus dan akhirnya
pelan-pelan keadaan membaik. Hutang-hutangnya terbayarkan. Bukan cuma itu, ia
pun menjadi lebih kaya dengan aset yang bertebaran dari New York di ujung timur
sampai ke California di ujung barat. Nah, kembalinya ia dalam kancah bisnis ini
mengilhami jutaan orang di seantero dunia. Sampai-sampai Guiness Book mencatat
comeback-nya ini sebagai rekor tersendiri. Wow!
Tahun 2004,
Donald Trump menjadi produser eksekutif dan presenter di reality show The Apprentice
di NBC, yang merupakan program penyaringan para profesional. Ada yang dikeluarkan
dari permainan, ada pula yang dipecat. Pemenang dari permainan ini akan dikontrak
setahun di perusahaan Donald Trump dengan gaji 250 ribu dolar. Menariknya, untuk
satu tahun pertama, Donald Trump dibayar sebesar 50.000 dolar per episode.
Namun karena acara tersebut sukses, kemudian ia dibayar 3 juta dolar per
episode. Dan karena ini pula, ia menjadi insan televisi dengan bayaran
tertinggi. Namanya pun masuk dalam daftar orang Amerika terkaya, menempati
posisi 88 dari 400 (versi majalah Forbes). Saking kayanya, ia memiliki pesawat
jet pribadi dengan rancangan layaknya hotel bintang delapan. Wah!
Donald
Trump juga penulis buku bestseller, antara lain karya-karyanya The Art of the
Deal, The Art of Survival, dan How to Get Rich. Sepanjang kiprah bisnisnya,
ternyata ia tertarik pula mengajukan diri menjadi Presiden. Saat ini, ia adalah
anggota dari beberapa lembaga negara dan organisasi sosial. Sekali waktu, ia
pernah mengungkapkan, “Ayah saya selalu menekankan, ada hal-hal yang bisa
diprediksi. Dan pekerjaan yang cerdas akan menghasilkan hasil yang cerdas.
Sejak kecil, saya belajar menakar dulu hal-hal tertentu dalam pikiran saya,
sebelum saya melihat hal-hal itu berhasil. Cara ini menghemat banyak waktu dan
uang saya.” Itu yang ia pelajari dari ayahnya, walaupun sekarang ia jauh lebih kaya
dan lebih berpengaruh daripada ayahnya.
Kesuksesan
seorang Donald Trump di berbagai sektor, tentunya tidak terlepas dari filosofi-filosofi
yang dianutnya selama ini, selain bimbingan ayahnya. Di dalam bukunya bersama Robert
Kiyosaki, Why We Want You to Be Rich, ia mengatakan bahwa kreativitaslah yang membuat
orang menjadi kaya. Menurutnya, orang kreatif tidak perlu dimotivasi oleh orang
lain. Alih-alih begitu, mereka memotivasi diri mereka sendiri. Sesederhana itu.
Mereka menggunakan otak mereka secara maksimal. Ditambahkan lagi olehnya,
kreativitas dan kendali ternyata bisa berjalan beriringan, dan untuk hasil
terbaik memang begitulah seharusnya. Inilah salah satu rahasia suksesnya.
Di
samping sisi glamornya, ternyata seorang Donald Trump sangat memaknai agama. Menurutnya,
“Saya mengamati, orang yang memiliki keyakinan yang mendalam, seringkali terlihat
lebih humble dan lebih produktif. Mereka mempunyai tujuan yang kuat dan tak terhancurkan.
Entah mereka itu Yahudi, Kristen, Buddha, Islam, atau apapun. Agama memberi
mereka semacam arah dan pengabdian, yang mungkin bertentangan dengan analisa-analisa
bisnis. Memiliki keyakinan seperti itu, berarti kita percaya pada kekuatan yang
lebih besar dari diri kita. Pemikiran itulah yang menguatkan saya untuk
bertahan di segala situasi. Dan pemikiran ini pula yang seharusnya dipegang
oleh setiap pemimpin. Mereka tahu bahwa mereka tidak mahatahu dan tidak mahakuasa.”
Satu lagi, rahasia suksesnya.
Semoga bermanfaat.
Wassalam,
Salam sejahtera selalu,
Mas Heru
Disadur dari : SUMBER
Disponsori oleh : PULSAGRAM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar