Bismillahirahmanirahim
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Para ahli psikologi dan psikiater sepakat, bahwa kesuksesan seseorang ditandai dengan berkembangnya prestasi serta kematangan emosinya. Meski tidak ada orang yang menyangkal pernyataan ini tetapi sedikit orang yang mengetahui secara pasti tentang bagaimana penampilan seseorang yang dewasa atau matang itu, bagaimana cara berpakaian dan berdandannya, bagaimana menghadapi tantangan, bagaimana tanggung jawabnya terhadap keluarga, dan bagaimana pandangan hidupnya tentang dunia ini. Yang jelas kematangan adalah sebuah model yang sangat berharga. Sesungguhnya apa yang disebut kematangan atau kedewasaan itu ?
- Solusi tepat alih belanja pulsa Anda. Daftar GRATIS dan bonus MELIMPAH.
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Para ahli psikologi dan psikiater sepakat, bahwa kesuksesan seseorang ditandai dengan berkembangnya prestasi serta kematangan emosinya. Meski tidak ada orang yang menyangkal pernyataan ini tetapi sedikit orang yang mengetahui secara pasti tentang bagaimana penampilan seseorang yang dewasa atau matang itu, bagaimana cara berpakaian dan berdandannya, bagaimana menghadapi tantangan, bagaimana tanggung jawabnya terhadap keluarga, dan bagaimana pandangan hidupnya tentang dunia ini. Yang jelas kematangan adalah sebuah model yang sangat berharga. Sesungguhnya apa yang disebut kematangan atau kedewasaan itu ?
Kedewasaan tidak selalu
berkaitan dengan intelegensi. Banyak orang yang sangat brilian namun masih
seperti kanak-kanak dalam hal penguasaan perasaannya, dalam keinginannya untuk
memperoleh perhatian dan cinta dari setiap orang, dalam bagaimana caranya
memperlakukan dirinya sendiri dan orang lain, dan dalam reaksinya terhadap
emosi. Namun, ketinggian intelektual seseorang bukan halangan untuk
mengembangkan kematangan emosi. Malah bukti-bukti menunjukkan keadaan yang sebaliknya.
Orang yang lebih cerdas cenderung mempunyai perkembangan emosi yang lebih baik
dan superior, serta mempunyai kemampuan menyesuaikan diri atau kematangan
sosial yang lebih baik. Kedewasaan pun bukan berarti kebahagiaan. Kematangan
emosi tidak menjamin kebebasan dari kesulitan dan kesusahan. Kematangan emosi
ditandai dengan bagaimana konflik dipecahkan, bagaimana kesulitan ditangani.
Orang yang sudah dewasa memandang kesulitan-kesulitannya bukan sebagai
malapetaka, tetapi sebagai tantangan.
Menurut Webster,
kematangan atau kedewasaan adalah suatu keadaan maju bergerak ke arah
kesempurnaan. Definisi ini tidak menyebutkan preposisi “ke” melainkan “ke arah”. Ini berarti kita
takkan pernah sampai pada kesempurnaan namun kita dapat bergerak maju ke arah
itu. Pergerakan maju ini unik bagi setiap individu. Dengan demikian kematangan
bukan suatu keadaan yang statis, tapi lebih merupakan keadaan “menjadi” atau
state of becoming. Pengertian ini menjelaskan, suatu kasus misal, mengapa
seorang eksekutif bertindak sedemikian dewasa dalam pekerjaaannya, namun
sebagai suami dan ayah ia banyak berbuat salah. Tak ada seseorang yang sanggup
bertindak dan bereaksi terhadap situasi dan aspek kehidupan dengan kematangan
penuh seratus persen. Kewajiban setiap orang adalah menumbuhkan kedewasaan itu
di dalam dirinya sendiri, dan menjadi bagian dari dirinya sendiri. Berikut ini
ada beberapa kualitas atau tanda mengenai kematangan seseorang :
1. Dia menerima dirinya sendiri
Eksekutif
yang paling efektif adalah ia yang mempunyai pandangan atau penilaian baik
terhadap kekuatan dan kelemahannya. Ia mampu melihat dan menilai dirinya secara
obyektif dan realistis.
Dengan demikian ia bisa memilih orang-orang yang mampu membantu mengkompensasi
kelemahan dan kekurangannya. Ia pun dapat menggunakan kelebihan dan bakatnya
secara efektif, dan bebas dari
frustasi-frustasi yang biasa timbul karena keinginan untuk mencapai
sesuatu yang sesungguhnya tidak ada dalam dirinya. Orang yang dewasa mengenal
dirinya sendiri dengan lebih baik. Ia tidak berkepentingan untuk menandingi
orang lain, melainkan berusaha mengembangkan dirinya sendiri. Abraham Maslow
berkata, “Orang yang dewasa ingin menjadi yang terbaik sepanjang yang dapat
diusahakannya.” Dalam hal ini dia tidak merasa mempunyai pesaing-pesaing.
2. Dia menghargai orang lain
Eksekutif
yang efektif pun bisa menerima keadaan orang lain yang berbeda-beda. Ia
dikatakan dewasa jika mampu menghargai perbedaan itu, dan tidak mencoba
membentukorang lain berdasarkan citra dirinya sendiri. Ini bukan berarti bahwa
orang yang matang itu berhati lemah, karena jika kelemahan-kelemahan yang ada
dalam diri seseorang itu sudah sedemikian mengganggu tujuan secara keseluruhan,
ia tak segan memberhentikannya. Ukuran yang paling tepat dan adil dalam
hubungan dengan orang lain bahwa kita menghormati orang lain adalah ketiadaan
keinginan untuk memperalat atau memanipulasi orang lain tersebut
3. Dia menerima tanggung jawab
Orang
yang tidak dewasa akan menyesali nasib buruk mereka. Bahkan mereka berpendapat
bahwa nasib buruk itu disebabkan oleh orang lain. Sedangkan orang yang sudah
dewasa malah mengenal dan menerima tanggung jawab dan pembatasan-pembatasan
situasi dimana ia berbuat dan berada. Tanggung jawab adalah perasaan bahwa
seseorang itu secara individu bertanggung jawab atas semua kegiatan, atau suatu
dorongan untuk berbuat dan menyelesaikan apa yang harus dan patut diperbuat dan
diselesaikan. Mempercayakan nasib baik pada atasan untuk memecahkan persoalan
diri sendiri adalah tanda ketidakdewasaan. Rasa
aman dan bahagia dicapai denganmempunyai kepercayaan dalam tanggung
jawab atas kehidupan sendiri.
4. Dia percaya pada diri sendiri
Seseorang
yang matang menyambut dengan baik partisipasi dari orang lain, meski itu menyangkut pengambilan keputusan
eksekutif, karena percaya pada dirinya sendiri. Ia memperoleh kepuasan dari
prestasi dan hal-hal yang dilaksanakan oleh anak buahnya. Ia memperoleh
perasaan bangga, bersama dengan kesadaran tanggung jawabnya, dan kesadaran
bahwa anak buahnya itu tergantung pada kepemimpinannya. Sedangkan orang yang
tidak dewasa justru akan merasa sakit bila ia dipindahkan dari peranan memberi
perintah kepada peranan pembimbing, atau bila ia harus memberi tempat bagi
bawahannya untuk tumbuh. Seseorang yang dewasa belajar memperoleh suatu
perasaan kepuasan untuk mengembangkan potensi orang lain.
5. Dia sabar
Seseorang
yang dewasa belajar untuk menerima kenyataan, bahwa untuk beberapa persoalan
memang tidak ada penyelesaian dan pemecahanyang mudah. Dia tidak akan menelan
begitu saja saran yang pertama. Dia menghargai fakta-fakta dan sabar dalam
mengumpulkan informasi sebelum memberikan saran bagi suatu pemecahan masalah.
Bukan saja dia sabar, tetapi juga mengetahui bahwa adalah lebih baik mempunyai
lebih dari satu rencana penyelesaian.
6. Dia mempunyai rasa humor
Orang
yang dewasa berpendapat bahwa tertawa itu sehat. Tetapi dia tidak akan
menertawakan atau merugikan/melukai perasaan orang lain. Dia juga tidak akan
tertawa jika humor itu membuat orang lain jadi tampak bodoh. Humor semestinya merupakan bagian dari emosi
yang sehat, yang memunculkan senyuman hangat dan pancaran yang manis. Perasaan
humor Anda menyatakan sikap Anda terhadap orang lain. Orang yang dewasa
menggunakan humor sebagai alat
melicinkan ketegangan, bukan pemukul orang lain.
7. Dia mempunyai ketabahan, keuletan, dan daya tahan
Orang
dewasa bukannya orang yang bebas dari
beban. Namun dia selalu mampu bangkit dari goncangan-goncangan hodup, dan tidak
berpura-pura seolah-olah semuanya baik. Dia menerima kenyataan bahwa rasa sakit
harus dipikul, kesalahan harus diperbaiki, dan tidak perlu menghabiskan waktu
untuk menyesali keadaan. Kegagalan mungkin meremukkan orang yang lemah, namun
bagi orang yang dewasa, kegagalan menjadi pelajaran yang berharga.
8. Dia dapat membuat keputusan-keputusan
Orang
yang dewasa, meski harus dengan sabar
mengumpulkan fakta untuk memecahkan persoalan, dapat mengambil keputusan berdasarkan data-data yang kurang
lengkap. Dia sadar bahwa terkadang dia harus mengambil tindakan berdasarkan
keyakinan terhadap dirinya sendiri. Dia bersedia memikul resiko , namun tetap
berdasarkan perkiraan-perkiraan yang terbaik yang dapat diperolehnya. Dia tahu,
jika harus menunggu semua kepastian, mungkn sekali dia akan ketinggalan kereta.
9. Dia memiliki integritas
Seseorang
yang matang bukanlah orang yang mudah beralih dan menyimpang karena
keinginan-keinginan yang muncul tiba-tiba, namun ia dapat beralih dari satu
topik ke topik lain tanpa menjadi kacau atau bingung. Dia bukan orang yang
menyerak-nyerakkan energinya sia-sia.
10. Dia senang bekerja
Seseorang
yang beremosi sehat dan berkepribadian matang tahu bagaimana menikmati
pekerjaanya. Dia jarang bermalas-malasan. Dia menghargai pekerjaanya sehingga
mendapatkan kepuasan dalam melakukan sesuatu yang baik. Namun semikian banyak
orang yang bekerja sebagai bentuk pelarian atau persembunyian dari persoalan
berat dan kekecewaan dalam kehidupan pribadinya. Dorongan yang tidak sehat ini
memang bisa membuat perusahaan tempat mereka bekerja mendapaatkan keuntungan,
tetapi tidak adil bagi diri mereka sendiri. Bagi mereka yang dewasa bekerja
adalahjalan untuk membangun monumen masa depan mereka. Bekerja merupakan jalan
untuk menunjukkan dedikasi mereka, dan menjaga diri untuk tidak berkubang dalam
kecemasan-kecemasan dan persoalan mereka sendiri.
11. Dia mempunyai prinsip-prinsip yang kuat
Seseorang
yang matang dan dewasa tidak mudah menyerah dalam memegang teguh
prinsip-prinsipnya, namun ia luwes jika itu bukan untuk kepentingan pribadinya.
Dia mempunyai perasaan nilai yang kuat yang menjadi pembimbingnya dalam
betingkah laku. Bagi mereka yang dewasa, perusahaan dipandang sebgagai sebuah
makhluk hidup yang perlu untuk diasuh dan dilindungi. Ini menjadikan mereka
begitu kerad dalam menghadapi orang lain jika keberadaan perusahaan perlu
diselamatkan.
12. Dia seimbang
Seseorang
yang sudah berkepribadian dewasa akan
hidup dalam suatu kehidupan yang berkeseimbangan. Dia sanggup bekerja keras
namun juga mampu melepaskan diri dari tekanan-tekanan serta menikmati waktu
senggangnya. Dia menyadari perannya dalam perspektif yang lebih besar dan luas.
Bagaimana mengukur kedewasaan Anda ?
Kedewasaan adalah proses
menjadi (a process of becoming). Untuk menilai tingkat kedewasaan Anda sendiri,
Anda perlu melihat dan mencari tanda-tanda pertumbuhan. Bacalah
pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dan jawablah dengan “ya” atau “tidak”.
Ingat, tidak ada skor dan tidak ada juga jawaban benar atau salah. Daftar
pertanyaan ini dapat membantu Anda melihat diri Anda sendiri secara obyektif.
Bila Anda mampu melakukannya, Anda sudah melangkahkan kaki menuju langkah
petama yang penting bagi pendewasaan diri Anda; yaitu menerima diri sendiri.
1- Apakah Anda mau menerima tanggung jawab atas
kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh bawahan Anda ?
2- Apakah bisa mendengarkan orang lain dengan sabar walaupun
Anda tidak setuju dengannya ?
3- Apakah Anda mau memeriksa kembali pandapat diri Anda
sendiri yang biasanya Anda anggap sebagai sebuah kebenaran dan hal yang pasti ?
4- Apakah Anda mengambil saru atau dua minggu libur setiap
tahunnya ?
5- Apakah Anda sanggup menerima reaksi atau umpan balik tentang
diri Anda, termasuk kritik yang tidak menyenangkan perasaan Anda ?
6- Apakah Anda tidak mengalami perasaan dongkol pada
teman-teman sekerja Anda ? Apakah Anda mudah dalam menghadapi mereka ?
7- Apakah Anda berani mengambil sebuah keputusan yang tidak populer mengenai
sesuatu yang Anda yakini kebenarannya ?
8- Apakah Anda menyambut gembira saran-saran dan diskusi
dengan bawahan Anda ?
9- Apakah Anda merasa percaya diri bahwa Anda dapat
menangani persoalan-persoalan Anda ?
10- Apakah Anda merasa tenang dalam pertemuan-pertemuan dan
konferensi-konferensi ?
11- Apakah Anda secara sukarela menerima suatu tantangan baru
atau tanggung jawab baru ?
12- Apakah Anda berusaha untuk memperbaiki keahlian dengan
cara membaca buku bermutu, mengikuti seminar, dan belajar ?
13- Apakah Anda membina pembantu Anda sehingga dapat
mengambil alih sebagian pekerjaan dan tanggung jawab Anda ?
14- Apakah Anda mengembangkan minat baru dalam organisasi
sosial, hobi, dan lain-lain ?
15- Apakah Anda cendeerung menolong orang lain ketimbang
mengkritiknya ?
16- Apakah Anda senantiasa memperbaiki kemampuan Anda dalam
merencanakan dan meggunakan waktu Anda ?
17- Apakah Anda belajar mewakilkan atau mendelegasikan
tugas-tugas Anda ?
18- Apakah Anda merasa baik dalam bergaul dengan bawahan Anda
dan tidak merasa terancam oleh mereka ?
19- Apakah Anda jarang marah ?
20- Apakah Anda mampu melihat segi-segi humor dalam
kebanyakan peristiwa ?
21- Apakah Anda mempunyai waktu yang cukup untuk keluarga
Anda ?
22- Apakah Anda mempunyai pendapat-pendapat baru mengenai
diri Anda sendiri ?
23- Apakah Anda mempunyai sahabat-sahabat baru ?
24- Apakah Anda mengubah pendapat dan perasaan Anda mengenai
beberapa hal ?
25- Apakah Anda bisa hidup yenang dengan persoalan yang belum
Anda temukan pemecahannya ?
26- Apakah cukup banyak orang yang meminta dan mencari
nasehat atau bantuan dari Anda ?
27- Apakah Anda semakin banyak melakukan sesuatu dengan lebih
sedikit usaha ?
28- Apakah Anda mempunyai sesuatu keyakinan yang semakin kuat
tentang kebenaran-kebenaran dasar, mengenai agama, filsafat, yang Anda yakini ?
(Diringkas dari The
Effective Psychology for Manager, Mortimer R. Feinberg, Ph.D)
Semoga bermanfaat adanya.
Wassalam,
Salam sejahtera selalu,
Mochamad Choliq Heru Purnomo ( Mas Heru )
Dikutip dari : SUMBER
Disponsori oleh :
- Solusi tepat alih belanja pulsa Anda. Daftar GRATIS dan bonus MELIMPAH.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar