Bismillahirahmanirahim
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Sudden Cardiac Death atau
kematian jantung mendadak adalah salah satu permasalahan kesehatan yang
patut mendapat perhatian lebih karena telah mengakibatkan jutaan
kematian setiap tahunnya di Dunia. Beragam penelitian telah menemukan
bahwa kemungkinan terjadinya kematian mendadak meningkat pada musim
dingin dan juga pada hari liburan. Kematian jantung mendadak umumnya
diakibatkan kejadian kardiovaskuler baik berupa serangan jantung
(sindroma koroner akut) atau gangguan irama (aritmia) dan kejadiannya
selama ini diketahui meningkat tajam pada hari libur besar seperti
Thanksgiving di Amerika, Hari Natal, atau Hari Raya Idul Fitri. Melalui
tulisan ini saya mencoba membahas mengapa hal tersebut dapat terjadi.
Di
Amerika Serikat kematian mendadak dialami oleh setidaknya 300.000 orang
setiap tahunnya. Data mengenai kematian mendadak di Indonesia hingga
saat ini tidak ada karena hingga saat ini tidak ada sistem registri yang
mencatat penyebab kematian yang dialami oleh setiap orang di Indonesia.
Terdapat
banyak hal yang dipikirkan dapat menjadi penyebab meningkatnya kematian
pada musim dingin. Umumnya dapat dijelaskan melalui meningkatnya stress
akibat beragam kondisi yang terjadi di musim dingin seperti misalnya
menumpuknya salju, gelapnya cuaca dimusim dingin, sulitnya orang untuk
beraktivitas keluar rumah dan lain sebagainya. Seiring dengan
meningkatnya stress beragam hormon seperti dopamine, epinephrine dan
norepinephrine yang dikenal dengan katekolamine akan dihasilkan tubuh
dan peningkatan beragam kotekolamin tersebut diketahui dapat memicu
sedangan jantung atau aritmia. (Tomaselli & Zipes, 2004)
Walau
demikian stress gagal menjelaskan meningkatnya kematian mendadak pada
hari-hari libur dimana orang cenderung mengalami kebahagiaan seperti
Thanksgiving, Natal, atau bahkan hari Idul Fitri. Adalah Zubaid dkk pada
tahun 2006 yang berhasil menemukan bahwa perawatan akibat serangan
jantung di Kuwait meningkat tajam pada 4 hari selama Idul Fitri. Hal
yang dipikirkan dapat menjelaskan hal ini adalah konsumsi makanan yang
cenderung meningkat banyak. Kita lebih mungkin untuk makan makanan yang
disajikan saudara kita saat bersilaturahmi. Bumbu dan rempah-rempah
khusus digunakan lebih banyak untuk meningkatkan citarasa makanan.
Sehingga konsumsi makanan pada hari-hari Idul Fitri cenderung jauh
meningkat dibandingkan saat kita berpuasa dibulan Ramadhan.
Selain
itu waktu liburan adalah waktu yang menyenangkan dan bila kita sedang
berbahagia ternyata tubuh juga menghasilkan katekolamin dalam jumlah
yang lebih banyak - walaupun peningkatannya tidak setinggi saat kita
mengalami stress. Namun tubuh memiliki cara untuk menjaga keseimbangan
dan salah satu mekanisme tubuh untuk mengurangi kadar katekolamin yang
tinggi ini adalah deaktivasi katekolamin oleh enzim yang disebut dengan
SULT1A1 dan SULT1A3 pada saluran cerna. Pada saat liburan sebagai
kompensasi tubuh akan menghasilkan enzim ini dalam jumlah yang lebih
banyak untuk menonaktifkan meningkatnya katekolamin yang beredar didalam
tubuh. Bayangkan apa yang terjadi bila mekanisme yang fungsinya menjaga
keseimbangan ini terganggu?
Telah
banyak penelitian yang menemukan bahwa enzim SULT1A dapat ditekan
produksinya oleh beragam fenol dan polifenol yang bertindak sebagai
inhibitor yang terkandung dalam tanaman dan makanan. Kadar inhibitor
SULT1A ini ditemukan tinggi pada alkohol (terutama anggur merah),
rempah-rempah, berry, kopi, teh, coklat, bawang, tomat dan banyak
tanaman lainnya (Neveu, 2010). Beberapa studi lainnya oleh Boyer, Dullo,
Graham, dan Haikkonen telah menemukan pula bahwa kadar katekolamin
bebes meningkat setelah konsumsi makanan yang kaya dengan inhibitor
SULTA1 tersebut.
Pengaruh
genetik juga ternyata diketahui memiliki peranan dalam meningkatkan
kerentanan seseorang terhadap inhibitor SULTA1 ini. Kerja SULTA1 secara
genetik dipengaruhi oleh tiga alel, dan mereka yang memiliki alel *2 dan
*3 diketahui memiliki kemampuan yang lebih rendah untuk menonaktifkan
katekolamin. Sehingga konsumsi makanan yang kaya inhibitor SULTA1 pada
mereka yang memiliki alel ini dapat mengakibatkan meningkatnya
katekolamin secara bermakna. Mereka yang memiliki alel *1 umumnya lebih
banyak 66% pada ras kulit hitam, 91% pada ras Tionghoa, dan terendah 48%
pada ras kulit hitam. Data genetik pada ras Indonesia / mongoloid tidak
saya temukan, mungkin karena pemeriksaan genetik membutuhkan biaya yang
tidak kecil.
Meningkatnya
katekolamin secara in vitro dapat mengakibatkan mengakibatkan beragam
dampak seperti meningkatnya tekanan darah (Corti 2002, Edwards 2007,
Peatfield 1984, Morand 2010), nyeri kepala / migraine (Fukui 2008,
Littlewood 1988, Peatfield 1984) dan tampaknya dapat meningkatnya
kejadian kardiovaskular / kematian mendadak pada saat liburan. Mekanisme
yang sama juga dapat digunakan untuk menjelaskan “Holiday Heart
Syndrome” dimana kejadian non fatal aritmia meningkat tajam setelah
liburan akibat konsumsi alkohol yang berlebih.
Bagaimana
dengan di Indonesia ? Walau hingga kini belum ada datanya di
Indonesia, menjelang
Idul Fitri memang tampaknya kejadian sindroma koroner akut meningkat
lebih banyak dibandingkan hari-hari biasa. Bagi kebanyakan orang mungkin
sukar untuk dipercaya bahwa makanan yang biasa kita konsumsi berpotensi
dapat mencelakakan orang, bahkan hingga menyebabkan serangan jantung
dan bahkan kematian mendadak ?
Terdapat
beberapa hal yang dapat mengakibatkan hal ini, yang pertama adalah
stress yang dialami pada saat Hari Raya. Pada hari-hari menjelang Idul
Fitri jutaan rakyat Indonesia memilih untuk menghabiskan waktunya di
kampung halaman dan mereka rela menghabiskan waktu berjam-jam bahkan
berhari-hari dijalan untuk bisa berkumpul di hari Lebaran. Stress
emosional dan fisik yang timbul pada saat mudik lebaran ini tentunya
meningkatkan kadar katekolamin. Saat kita berbahagia berkumpul dengan
sanak saudara dihari lebaran kadar katekolamin ini juga ternyata terus
meningkat. Meningkatnya kadar katekolamin itu sebenarnya bukanlah suatu
masalah besar karena tubuh memang memiliki kemampuan untuk mengolahnya
menjadi zat yang tidak berbahaya. Namun kebanyakan orang saat lebaran
mengkonsumsi makanan yang tidak sedikit yang kaya dengan fenol dan
polifenol yang merupakan inhibitor SULTA1 sehingga kadar katekolamin
yang seharusnya dapat terkontrol menjadi meningkat tak terkendali. Hal
inilah yang dapat memicu timbulnya kejadian kardiovaskular baik itu
berupa serangan jantung (sindroma koroner akut) atau gangguan irama
jantung (aritmia) yang pada akhirnya dapat mengakibatkan kematian
mendadak.
Tentunya
tidak semua orang rentan terhadap kejadian ini, bagi mereka yang masih
muda dan sehat tingginya kadar katekolamin masih dapat ditoleransi
dengan baik. Namun pada beberapa orang yang rentan hal ini dapat
berbahaya. Mereka yang rentan tersebut antara lain orang tua, mereka
yang memiliki tekanan darah tinggi, kencing manis, merokok, jarang
berolah raga, riwayat penyakit jantung atau meninggal mendadak di
keluarga, dan mereka yang sebelumnya telah memiliki penyakit jantung.
Akhir-kata ada baiknya jika kita kembali mengingat apa yang diajarkan oleh agama :
يَا
بَنِي آَدَمَ خُذُوا زِينَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوا
وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ
Yang
artinya kurang lebih : ” Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di
setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-
lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berlebih-lebihan. (Quran Surah Al A’raf ayat 31).
Jadi
intinya adalah jangan berlebihan, karena segala sesuatu yang berlebihan
itu tidaklah baik. Makanlah sebelum lapar, tapi berhentilah sebelum
kenyang. Semoga apa yang dimakan selama lebaran tidak berlebih dan
menyehatkan kita semua sehingga tidak menjadi penyakit kelak. Selain itu
berhati-hatilah lebaran ini, karena tahun 2012 lalu terjadi 3600
kecelakaan saat mudik yang mengakibatkan 638 kematian.
Semoga bermanfaat untuk pembaca yang perduli dengan kesehatannya. Semoga bulan suci
Ramadhan kali ini membawa manfaat yang besar dalam membina Iman Islam
dan Taqwa kita terhadap Allah SWT.
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1434 Hijriah
Semoga semuanya mendapat berkah dan rahmat Allah SWT dibulan Ramadhan
dan mendapat pengampunan tidak hanya dari Allah tapi juga dari sesama.
Minal ‘Aidin wal Faizin... Mohon maaf lahir dan batin. Semoga kita semua tergolong orang-orang yang kembali (ke fitrah) dan berhasil (dalam latihan menahan diri).
Wassalam,
Salam sehat selalu,
M C Heru Purnomo
Owner of Duta Synergy
Artikel diambil dari : SUMBER