Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Bismillahirahmanirahim
Pagi ini (27 Oktober 2013) ketika membaca harian SOLOPOS, bukan artikel tentang SBY imbau kader blusukan atau Mengaku bodoh, Jokowi tolak Dr.H.C. yang menarik perhatian saya, memang saya baca tapi hanya sekilas. Justru saya tertarik dengan artikel di halaman VII dengan judul : Emotional Branding Itu Penting. Istilah apa lagi ini ? Kalau soal brand, branding, product branding maupun personal branding tentunya teman-teman pernah membaca di blog maupun website, bahkan ada juga di blog sederhana saya ini. Tapi Emotional branding ? Terminologi baru atau saya yang ketinggalan wacana yaaa....???
Dalam artikel di harian tersebut sebagian saya kutipkan tertulis seperti ini : ".....Konsultan bisnis nasional, Yuswohady, mengungkapkan bila branding dilakukan untukproduk fungsional saja, maka produk itu gampang ditiru. Namun, bila branding yang dilakukan juga menampilkan produk dengan emotional experience (emotional branding), menurut Yuswo, sapaan akrabnya, maka produk itu tidak bisa ditiru atau dibajak...."
Lebih lanjut Yuswo memberikan 4 strategi jitu untuk mengalahkan pasar global tanpa harus khawatir produknya dibajak.
1. Smart Challenge, yakni sebuah produk yang nyeleneh dan unik
2. Local Challenge, menampilkan warna lokal sebagai trend produk.
3. Global Chaser, produk harus bisa lari ke luar negeri. Ekspor bukan satu-satunya jalan agar produk dinikmati sampai luar negeri, tapi bisa memanfaatkan jaringan orang Indonesia di luar negeri.
4. National Champagne, yakni dengan menggunakan identitas Nusantara, seperti batik dan sebagainya.....demikianlah tutur Yuswo.
Pertanyaaan saya waktu membaca artikel ini adalah apa sih Emotional Branding itu ? akhirnya saya dapatkan ilmunya setelah googling, sebuah kebiasaan yang saya lakukan bila butuh tambahan wacana baru....hehehehe....kelihatan bodoh banget ya sob.....
Emotional branding menyediakan alat serta metodologi untuk
menghubungkan produk ke konsumen secara emosional dengan cara yang
mangagumkan. Emotional branding memfokuskan pada aspek yang paling
mendesak dari karakter manusia; keinginan untuk memperoleh kepuasan
material, dan mengalami pemenuhan emosional. Suatu merk berada pada
posisi yang unik untuk memperoleh aspek-aspek ini, karena merk dapat
memanfaatkan dorongan-dorongan aspirasional yang mendasari motivasi
manusia.
Demokrasi konsumen telah menjadi sebuah isu yang semakin menuntut
perhatian. Kesalahan konsep terbesar dalam strategi branding adalah
keyakinan bahwa branding berkaitan dengan pangsa pasar, padahal branding
sesungguhnya berkaitan dengan”pangsa pasar dan emosi”.
Emotional branding adalah saluran dimana orang secara tidak sadar
berhubungan dengan perusahaan dan dengan produk dari perusahaan tersebut
dalam suatu metode yang mengagumkan secara emosional. Merk menjembatani
kesenjangan antara penyedia(provider) dan penerima(receiver); antara
otoritas dan kebebasan. Merk adalah mengenai kepercayaan dan dialog.
Emotional branding yang kuat dihasilkan dari kemitraan dan
komunikasi. Membangun emosi yang tepat adalah investasi terpenting yang
biasa dilakukan pada suatu merk. Hal tersebut adalah janji yang dibuat
kepada konsumen, yang memberikan akses kepada mereka untuk menikmati
dunia merk tersebut.
Empat pilar penting dari emotional branding :
1. Hubungan
tentang menumbuhkan hubungan yang mendalam dan menunjukkan
rasa hormat pada jati diri konsumen yang sebenarnya, serta memberikan
mereka pengalaman emosional yang benar-benar mereka inginkan.
2. Pengalaman pancaindera
suatu area yang sangat besar dan belum
dieksplorasi sepenuhnya, dan juga merupakan tambang emas potensial untuk
merk pada abad ke-21.
3. Imajinasi
dalam penetapan desain merk, adalah upaya membuat proses
emotional branding menjadi nyata.tantangan untuk merk masa depan adalah
menemukan cara yang langsung maupun tersirat untuk tetap dapat
mengejutkan dan menyenangkan konsumen.
4. Visi
Semoga bermanfaat adanya.
Wassalam,
Salam sejahtera selalu,
M C Heru Purnomo
Owner of Duta Synergy
Owner of DUTA DEXON