Bismillahirahmanirahim
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Dikisahkan, ada seorang gadis muda yang sangat suka menari. Kepandaiannya
menari sangat menonjol, sehingga dia seringkali menjadi juara di berbagai
perlombaan yang diadakan. Dia memimpikan, suatu saat apabila dewasa nanti dia
ingin menjadi penari kelas dunia. Dia membayangkan dirinya menari di berbagai
negara dan ditonton oleh ribuan orang yang memberi tepuk tangan kepadanya.
Suatu ketika, kota tempat tinggalnya dikunjungi oleh seorang pakar tari
dari luar negeri. Pakar ini sangatlah hebat, dan dari tangan dinginnya telah
banyak dilahirkan penari-penari kelas dunia. Gadis muda ini ingin sekali menari
dan menunjukkan kebolehannya di depan sang pakar tersebut. Akhirnya si gadis
muda berhasil menjumpai sang pakar di belakang panggung, seusai sebuah
pagelaran tari. Si gadis muda bertanya,
“Pak, saya ingin sekali menjadi penari kelas dunia. Apakah anda punya waktu
sejenak, untuk menilai saya menari? Saya ingin tahu pendapat anda tentang
tarian saya”.
“Oke, menarilah di depan saya selama 10 menit”,jawab sang pakar.
Belum sampai 10 menit, sang pakar berdiri dari kursinya, lalu berlalu
meninggalkan si gadis muda begitu saja, tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Betapa hancur si gadis muda melihat sikap sang pakar. Si gadis langsung berlari
keluar. Pulang kerumah, dia langsung menangis tersedu-sedu. Dia menjadi benci
terhadap dirinya sendiri. Ternyata tarian yang selama ini dia bangga-banggakan
tidak ada apa-apanya di hadapan sang pakar. Kemudian dia ambil sepatu tarinya,
dan dia lemparkan ke dalam gudang. Sejak saat itu, dia bersumpah tidak akan
pernah menari lagi.
Puluhan tahun berlalu. Sang gadis muda kini telah menjadi ibu dengan tiga
orang anak. Suaminya telah meninggal. Dan untuk menghidupi keluarganya, dia
bekerja menjadi pelayan dari sebuah toko di sudut jalan.
Suatu hari, ada sebuah pagelaran tari yang diadakan di kota itu. Nampak
sang pakar berada di antara para menari muda di belakang panggung. Sang pakar
nampak tua, dengan rambutnya yang sudah putih. Si ibu muda dengan tiga anaknya
juga datang ke pagelaran tari tersebut. Seusai acara, ibu ini membawa ketiga
anaknya ke belakang panggung, mencari sang pakar, dan memperkenalkan ketiga
anaknya kepada sang pakar.
Sang pakar masih mengenali ibu muda ini, dan kemudian mereka bercerita secara akrab. Si ibu bertanya,
“Pak, ada satu pertanyaan yang mengganjal di hati saya. Ini tentang
penampilan saya sewaktu menari di hadapan anda bertahun-tahun yang silam.
Sebegitu jelekkah penampilan saya saat itu, sehingga anda langsung pergi
meninggalkan saya begitu saja, tanpa mengatakan sepatah katapun ?”.
“Oh ya, saya ingat peristiwanya. Terus terang, saya belum pernah melihat
tarian seindah yang kamu lakukan waktu itu. Saya rasa kamu akan menjadi penari
kelas dunia. Saya tidak mengerti mengapa kamu tiba-tiba berhenti dari dunia
tari”, jawab sang pakar.
Si ibu muda sangat terkejut mendengar jawaban sang pakar.
“Ini tidak adil”, seru si ibu muda.
“Sikap anda telah mencuri semua impian saya. Kalau memang tarian saya bagus,
mengapa anda meninggalkan saya begitu saja ketika saya baru menari beberapa
menit. Anda seharusnya memuji saya, dan bukan mengacuhkan saya begitu saja.
Mestinya saya bisa menjadi penari kelas dunia. Bukan hanya menjadi pelayan
toko!” serunya dengan marah.
Si pakar menjawab lagi dengan tenang,
“Tidak ….Tidak, saya rasa saya telah berbuat dengan benar. ANDA TIDAK HARUS
MINUM ANGGUR SATU BAREL UNTUK MEMBUKTIKAN ANGGUR ITU ENAK KAN ?. Demikian juga
saya. Saya tidak harus menonton anda 10 menit untuk membuktikan tarian anda
bagus. Malam itu saya juga sangat lelah setelah pertunjukkan. Maka sejenak saya
tinggalkan anda, untuk mengambil kartu nama saya, dan berharap anda mau
menghubungi saya lagi keesokan hari. Tapi anda sudah pergi ketika saya keluar.
Dan satu hal yang perlu anda camkan, bahwa ANDA MESTINYA FOKUS PADA IMPIAN
ANDA, BUKAN PADA UCAPAN ATAU TINDAKAN SAYA.
Lalu pujian ? Kamu mengharapkan pujian ? Ah, waktu itu kamu sedang
bertumbuh. PUJIAN ITU SEPERTI PEDANG BERMATA DUA. ADA KALANYA MEMOTIVASIMU,
BISA PULA MELEMAHKANMU. Dan faktanya saya melihat bahwa sebagian besar PUJIAN
YANG DIBERIKAN PADA SAAT SESEORANG SEDANG BERTUMBUH, HANYA AKAN MEMBUAT DIRINYA
PUAS DAN PERTUMBUHANNYA BERHENTI. SAYA JUSTRU LEBIH SUKA MENGACUHKANMU, AGAR
HAL ITU BISA MELECUTMU BERTUMBUH LEBIH CEPAT LAGI. Lagipula, pujian itu
sepantasnya datang dari keinginan saya sendiri. TIDAK PANTAS ANDA MEMINTA
PUJIAN DARI ORANG LAIN”.
“Anda lihat, ini sebenarnya hanyalah masalah
sepele. Seandainya anda pada waktu itu tidak menghiraukan apa yang terjadi dan
tetap menari, mungkin hari ini anda sudah menjadi penari kelas dunia. MUNGKIN
ANDA SAKIT HATI PADA WAKTU ITU, TAPI SAKIT HATI ANDA AKAN CEPAT HILANG BEGITU
ANDA BERLATIH KEMBALI. TAPI SAKIT HATI KARENA PENYESALAN ANDA HARI INI TIDAK AKAN PERNAH BISA HILANG SELAMA-LAMANYA …”.
Pesan cerita ini adalah :
Ketika kita mempunyai impian, angan dan cita-cita maka tetaplah fokus pada pencapaian dari impian tersebut. Jangan hiraukan segala halangan, rintangan dan cobaan yang datang menghadang. Tetap melangkah agar impian tercapai. Jangan hiraukan apa yang dikatakan orang. Mereka hanya akan menghambat langkah kita, baik itu segala kritiknya maupun pujian yang kita terima dari mereka. Perlu keterbukaan pikiran dan lapang dada disini. Jangan cepat puas hanya karena pujian, sebaliknya jangan menjadi lemah hanya karena sebuah kritikan. Serap hal-hal tersebut sebagai pembelajaran untuk melangkah lebih baik dikemudian hari.
Semoga bermanfaat adanya.
Wassalam,
Salam sejahtera selalu,
Mas Heru.
Dikutip dari : SUMBER
Disponsori oleh : PULSAGRAM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar