Bismillahirahmanirahim
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Pernah mencoba memasuki dunia anak-anak? Paling tidak, mulai dengan anak anda. Jika saat ini anak anda yang katakanlah berumur antara 3 sampai 9 tahun sedang meluangkan waktunya sendirian di ruangan lain dimana tidak ada orang yang memperhatikan, coba tengok sesekali. Kadang anda akan mendapati sebuah adegan monolog yang diperankan anak anda bak seniman panggung teater. Ya. Imajinasi anak memang mengalir dengan sangat derasnya. Sampai-sampai mereka butuh meluangkan segenap waktu untuk mengapresiasikan imajinasi yang mereka interpretasi entah dari film yang mereka tonton, tokoh game yang mereka mainkan, atau mungkin tokoh sebuah cerita dari buku yang mereka baca. Namun apakah ini baik? Tidak selalu.
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Pernah mencoba memasuki dunia anak-anak? Paling tidak, mulai dengan anak anda. Jika saat ini anak anda yang katakanlah berumur antara 3 sampai 9 tahun sedang meluangkan waktunya sendirian di ruangan lain dimana tidak ada orang yang memperhatikan, coba tengok sesekali. Kadang anda akan mendapati sebuah adegan monolog yang diperankan anak anda bak seniman panggung teater. Ya. Imajinasi anak memang mengalir dengan sangat derasnya. Sampai-sampai mereka butuh meluangkan segenap waktu untuk mengapresiasikan imajinasi yang mereka interpretasi entah dari film yang mereka tonton, tokoh game yang mereka mainkan, atau mungkin tokoh sebuah cerita dari buku yang mereka baca. Namun apakah ini baik? Tidak selalu.
Kebanyakan anak saat ini lebih banyak
menghabiskan waktu untuk bermain game konsol atau menonton televisi.
Sudah jarang saya mendapati anak-anak menghabiskan waktu untuk membaca
atau mendengarkan kaset dongeng yang biasa diputar di radio tahun
1980-an. Kalaupun membaca, kebanyakan malah membaca status jejaring
sosial atau komentar dari teman-temannya. Sekarang kita tilik tontonan
yang dengan setia mereka nantikan di televisi. Kalau bukan tokoh jagoan
dengan senjata pedang, pistol, tenaga dalam atau pukulan yang mematikan,
paling-paling kisah percintaan anak remaja. Ini yang bahaya.
Membuka kemungkinan imajinasi mereka
terarah ke sesuatu yang mengakibatkan hal yang tidak diinginkan. Bagi
yang suka melihat adegan kekerasan yang dilakukan tokoh jagoannya, malah
berkecenderungan bersikap kasar pada pihak yang menurutnya lebih lemah
atau sekedar membela diri bahkan dari omelan orangtua sekalipun.
Sedangkan yang menonton kisah percintaan anak remaja jadi bersolek dan
membicarakan cinta-cintaan jauh sebelum umurnya.
Disinilah manfaat membiasakan mendongeng
pada anak yang kalau bisa sudah dilakukan sejak si anak masih bayi. Ini
akan membantu menanamkan kebiasaan membaca pada anak. Dan kebiasaan
membaca akan memudahkan proses belajar si kecil ketika ia mulai menapak
ke jenjang pendidikan. Ketika anak mulai beranjak 3 tahun, ia mulai bisa
memahami peran dan cerita. Ini adalah kesempatan emas dalam menanamkan
moral yang baik demi modal si anak ketika dewasa nanti. Kebanyakan
cerita dalam dongeng sarat akan pesan moral yang baik. Dan ketika si
anak tertarik pada tokoh dalam cerita (yang biasanya merupakan tokoh
protagonis), ia akan meniru adegan dan sikap si tokoh didalam cerita.
Tidak hanya itu, tingkah laku baik yang terangkum didalam tokoh juga
akan ikut diboyong oleh anak.
Selain itu, menurut psikiater dari
Harvard, Lawrence Kutner, Ph.D, dongeng berperan penting bagi anak agar
dapat memasuki perjalanan hidupnya tanpa risiko. Anak dapat mengatasi
masalahnya dengan mengidentifikasikan dirinya dengan tokoh didalam
cerita. Ini akan menjadi panduan problem solving bagi si anak ketika ia
mulai belajar bersosialisasi dengan orang asing seperti teman baru di
sekolah.
Membiasakan mendongeng untuk anak juga
dapat membantu anak belajar mendengarkan dan menyimak. Ia akan lebih
menghargai orang yang sedang berbicara padanya dan menghargai
nilai-nilai dalam pembicaraan itu. Jangan lupa! Kegiatan mendongeng juga
akan mendekatkan hubungan antara orangtua dan anak karena pengalaman
yang mereka bagi saat bertualang didalam imajinasi cerita.
Ini jelas akan memudahkan orangtua dalam
berkomunikasi dengan anak nantinya. Ini juga dapat menjadi sebuah alasan
anak dapat menuruti orangtua mereka bukan karena takut, tetapi karena
rasa kasih dan sayang yang begitu mendalam. Jadi para orangtua, ketika
malam datang, tinggalkan kesibukan lain, dan mulailah mendongeng.
Semoga bermanfaat adanya.
Wassalam,
Salam sejahtera selalu,
Mas Heru
Dikutip dari : SUMBER
Disponsori oleh : PULSAGRAM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar