Bismillahirahmanirahim
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Siapa bilang tingkat pendidikan akan menentukan kesuksesan seseorang. Pendidikan yang tinggi belum tentu membuat seseorang akan sukses. Tergantung individu masing-masing. Mau sukses apa tidak. Dinegeri ini masih banyak pengangguran dengan gelar akademik yang disandang. Berapa banyak sarjana kita yang masih menganggur. Tapi disisi lain kita juga banyak melihat bahwa banyak orang yang begitu sukses meskipun tanpa mengantongi ijazah. Berikut ini beberapa tokoh yang sukses meskipun tidak mengantongi ijazah :
2. Adam Malik
4. Abdullah Gymnastiar
5. Ajip Rosidi
9. Hendy Setiono
Mas Heru
Dikutip dari : SUMBER
Disponsori oleh : PULSAGRAM
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Siapa bilang tingkat pendidikan akan menentukan kesuksesan seseorang. Pendidikan yang tinggi belum tentu membuat seseorang akan sukses. Tergantung individu masing-masing. Mau sukses apa tidak. Dinegeri ini masih banyak pengangguran dengan gelar akademik yang disandang. Berapa banyak sarjana kita yang masih menganggur. Tapi disisi lain kita juga banyak melihat bahwa banyak orang yang begitu sukses meskipun tanpa mengantongi ijazah. Berikut ini beberapa tokoh yang sukses meskipun tidak mengantongi ijazah :
1. Andi F. Noya
PimRed Metro TV ini belum lulus
sarjana… Satu hal yang menarik, Andy sebenarnya adalah orang teknik.
Sejak lulus SD Sang Timur di Malang, Jawa Timur, pria kelahiran Surabaya ini sekolah di Sekolah Teknik Jayapura lalu melanjutkan ke STM Jayapura. “Tetapi sejak kecil saya merasa jatuh cinta pada dunia tulis menulis. Kemampuan menggambar kartun dan karikatur semakin membuat saya memilih dunia tulis menulis sebagai jalan hidup saya,” tutur Andy.
Sejak lulus SD Sang Timur di Malang, Jawa Timur, pria kelahiran Surabaya ini sekolah di Sekolah Teknik Jayapura lalu melanjutkan ke STM Jayapura. “Tetapi sejak kecil saya merasa jatuh cinta pada dunia tulis menulis. Kemampuan menggambar kartun dan karikatur semakin membuat saya memilih dunia tulis menulis sebagai jalan hidup saya,” tutur Andy.
2. Adam Malik
Adam Malik Batubara (lahir di Pematangsiantar,
Sumatera Utara, 22 Juli 1917 – meninggal di Bandung, Jawa Barat, 5 September
1984 pada umur 67 tahun) adalah mantan Menteri Indonesia pada beberapa
Departemen, antara lain beliau pernah menjabat menjadi Menteri Luar Negeri. Ia
juga pernah menjadi Wakil Presiden Indonesia yang ketiga.
Ternyata orang yg dikabarkan Agen CIA ini ternyata gak pernah ngenyam bangku sekolah.
3. M.H.Ainun Najib
Ternyata orang yg dikabarkan Agen CIA ini ternyata gak pernah ngenyam bangku sekolah.
3. M.H.Ainun Najib
Emha Ainun Nadjib hanya tiga bulan kuliah, Pendidikan formalnya hanya berakhir
di Semester 1 Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM). Sebelumnya dia
pernah ‘diusir’ dari Pondok Modern Gontor Ponorogo karena melakukan ‘demo’
melawan pemerintah pada pertengahan tahun ketiga studinya, kemudian pindah ke Yogya
dan tamat SMA Muhammadiyah I. Selebihnya Beliau jadi pengembara ilmu di luar
sekolah hingga dia bisa jadi manusia dengan bermacam sebutan (multifungsi).
4. Abdullah Gymnastiar
Kiayi yang kmarin2 ini santer dengan kasus poligaminya,ternyata sukses menjadi
kiayi dan wirausahawan (pengusah besar) tanpa ijazah. walaupun sudah lulus,
tapi dikabarkan sampai saat ini belum mengambil ijazahnya.
5. Ajip Rosidi
Dengan tak mau mengikuti ujian akhir SMA nya. Dia menolak ikut ujian karena
waktu itu beredar kabar bocornya soal-soal ujian. Dia berkesimpulan bahwa
banyak orang menggantungkan hidupnya kepada ijazah. “Saya tidak jadi ikut
ujian, karena ingin membuktikan bisa hidup tanpa ijazah”. Dan itu dibuktikan
dengan terus menulis, membaca dan menabung buku sampai ribuan jumlahnya.
Walhasil sampai pensiun sebagai guru besar tamu di Jepang, Dia yang tidak punya
ijazah SMA , pada usia 29 tahun diangkat sebagai dosen luar biasa Fakultas
Sastra Universitas Padjadjaran. Lalu jadi Direktur Penerbit Dunia Pustaka Jaya,
Ketua Ikapi Pusat, Ketua DKJ dan akhirnya pada usia 43 tahun menjadi profesor
tamu di Jepang sampai pensiun.
Berikut Sejarah Pendidikan Beliau :
* Sekolah Rakyat 6 tahun di Jatiwangi (1950)
* Sekolah Menengah Pertama Negeri VIII Jakarta (1953)
* Taman Madya, Taman Siswa Jakarta (1956, tidak tamat)
6. Bob Sadino
Berikut Sejarah Pendidikan Beliau :
* Sekolah Rakyat 6 tahun di Jatiwangi (1950)
* Sekolah Menengah Pertama Negeri VIII Jakarta (1953)
* Taman Madya, Taman Siswa Jakarta (1956, tidak tamat)
6. Bob Sadino
Bob Sadino lahir dari sebuah
keluarga yang hidup berkecukupan. Ia adalah anak bungsu dari lima bersaudara.
Sewaktu orang tuanya meninggal, Bob yang ketika itu berumur 19 tahun mewarisi
seluruh harta kekayaan keluarganya karena saudara kandungnya yang lain sudah
dianggap hidup mapan. Bob kemudian menghabiskan sebagian hartanya untuk
berkeliling dunia dan tidak melanjutkan kuliah. Dalam perjalanannya itu, ia
singgah di Belanda dan menetap selama kurang lebih 9 tahun. Di sana, ia bekerja
di Djakarta Lylod di kota Amsterdam dan juga di Hamburg, Jerman. Ketika tinggal
di Belanda itu, Bob bertemu dengan pasangan hidupnya, Soelami Soejoed.
Pada tahun 1967, Bob dan keluarga kembali ke Indonesia. Ia membawa serta 2 Mercedes miliknya, buatan tahun 1960-an. Salah satunya ia jual untuk membeli sebidang tanah di Kemang, Jakarta Selatan sementara yang lain tetap ia simpan. Setelah beberapa lama tinggal dan hidup di Indonesia, Bob memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya karena ia memiliki tekad untuk bekerja secara mandiri.
7. Andrie Wongso
Pada tahun 1967, Bob dan keluarga kembali ke Indonesia. Ia membawa serta 2 Mercedes miliknya, buatan tahun 1960-an. Salah satunya ia jual untuk membeli sebidang tanah di Kemang, Jakarta Selatan sementara yang lain tetap ia simpan. Setelah beberapa lama tinggal dan hidup di Indonesia, Bob memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya karena ia memiliki tekad untuk bekerja secara mandiri.
7. Andrie Wongso
Anak ke-2 dari 3 bersaudara ini terlahir dari sebuah
keluarga miskin di kota Malang. Di usia 11 tahun (kelas 6 SD), terpaksa harus
berhenti bersekolah karena sekolah mandarin tempat andrie kecil bersekolah
ditutup. Maka SDTT, Sekolah Dasar Tidak Tamat, adalah gelar yang disandangnya
saat ini. Masa kecil hingga remajanya pun kemudian dilalui dengan membantu
orang tuanya membuat dan berkeliling berjualan kue ke toko-toko dan pasar.
8. Purdi E Chandra
Sosok Purdi E. Chandra kini dikenal sebagai pengusaha yang
sukses. Lembaga Bimbingan Belajar (Bimbel) Primagama yang didirikannya bahkan
masuk ke Museum Rekor Indonesia (MURI) lantaran memiliki 181 cabang di 96 kota
besar di Indonesia dengan 100 ribu siswa tiap tahun.
Bukan suatu kebetulan jika pengusaha sukses identik dengan kenekatan mereka untuk berhenti sekolah atau kuliah. Seorang pengusaha sukses tidak ditentukan gelar sama sekali. Inilah yang dipercaya Purdi ketika baru membangun usahanya.
Kuliah di 4 jurusan yang berbeda, Psikologi, Elektro, Sastra Inggris dan Farmasi di Universitas Gajah Mada (UGM) dan IKIP Yogya membuktikan kecemerlangan otak Purdi. Hanya saja ia merasa tidak mendapatkan apa-apa dengan pola kuliah yang menurutnya membosankan. Ia yakin, gagal meraih gelar sarjana bukan berarti gagal meraih cita-cita. Purdi muda yang penuh cita -cita dan idealisme ini pun nekad meninggalkan bangku kuliah dan mulai serius untuk berbisnis.
Kini kabarnya Purdi E. Chandra sekarang sudah ada lebih dari 500 cabang Primagama di seluruh indonesia.
Bukan suatu kebetulan jika pengusaha sukses identik dengan kenekatan mereka untuk berhenti sekolah atau kuliah. Seorang pengusaha sukses tidak ditentukan gelar sama sekali. Inilah yang dipercaya Purdi ketika baru membangun usahanya.
Kuliah di 4 jurusan yang berbeda, Psikologi, Elektro, Sastra Inggris dan Farmasi di Universitas Gajah Mada (UGM) dan IKIP Yogya membuktikan kecemerlangan otak Purdi. Hanya saja ia merasa tidak mendapatkan apa-apa dengan pola kuliah yang menurutnya membosankan. Ia yakin, gagal meraih gelar sarjana bukan berarti gagal meraih cita-cita. Purdi muda yang penuh cita -cita dan idealisme ini pun nekad meninggalkan bangku kuliah dan mulai serius untuk berbisnis.
Kini kabarnya Purdi E. Chandra sekarang sudah ada lebih dari 500 cabang Primagama di seluruh indonesia.
9. Hendy Setiono
Hendy Setiono (kebab Baba Rafi) mengawali usaha tahun 2003 di Surabaya.
Modalnya hanya Rp 10 juta atau sebuah gerobak burger. Kini bisnisnya berkembang
pesat dengan menu makanan utama kebab serta santapan ala koboi (burger serta
hotdog). Jumlah cabangnya setiap tahun terus bertambah. Terakhir, terdapat 140
outlet tersebar di 25 kota, antara lain Batam, Bali, Bandung, Banjarmasin,
Malang, Gresik, Jember, Kediri, Lampung, Padang, Malang, Makasar, Medan,
Pasuruan, Pekan Baru, Karawang, Surabaya, Sukabumi, Semarang, Sidoarjo, Tasikmalaya,
Jogjakarta, dan Jakarta
10. Buya Hamka
HAMKA (1908-1981), adalah akronim kepada nama sebenar Haji Abdul Malik bin
Abdul Karim Amrullah. Ia adalah seorang ulama, aktivis politik dan penulis
Indonesia yang amat terkenal di alam Nusantara.
Hamka mendapat pendidikan rendah di Sekolah Dasar Maninjau sehingga kelas dua. Ketika usia HAMKA mencapai 10 tahun, ayahnya telah mendirikan Sumatera Thawalib di Padang Panjang. Di situ Hamka mempelajari agama dan mendalami bahasa Arab. Hamka juga pernah mengikuti pengajaran agama di surau dan masjid yang diberikan ulama terkenal seperti Syeikh Ibrahim Musa, Syeikh Ahmad Rasyid, Sutan Mansur, R.M. Surjopranoto dan Ki Bagus Hadikusumo.
Hamka mendapat pendidikan rendah di Sekolah Dasar Maninjau sehingga kelas dua. Ketika usia HAMKA mencapai 10 tahun, ayahnya telah mendirikan Sumatera Thawalib di Padang Panjang. Di situ Hamka mempelajari agama dan mendalami bahasa Arab. Hamka juga pernah mengikuti pengajaran agama di surau dan masjid yang diberikan ulama terkenal seperti Syeikh Ibrahim Musa, Syeikh Ahmad Rasyid, Sutan Mansur, R.M. Surjopranoto dan Ki Bagus Hadikusumo.
Semoga beberapa tokoh ini mampu menginspirasi teman-teman untuk lebih giat lagi dalam berusaha hingga mencapai kesuksesan. Selamat berjuang teman.
Wassalam,
Salam sejahtera selalu,
Mas Heru
Dikutip dari : SUMBER
Disponsori oleh : PULSAGRAM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar