Bismillahirahmanirahim
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Di tahun 1993, James Kouzes dan Barry Posner meluncurkan edisi pertama dari buku “Credibility-How Leaders Gain and Lose It, Why People Demand It”. Pada era tersebut, para pemimpin belum dibekali dengan teknologi informasi yang canggih ataupun bantuan dari para konsultan yang marak ditemui saat ini. Saat itu kedua pemikir kepemimpinan terkemuka ini menemukan bahwa inti dari kepemimpinan yang efektif terletak pada kredibilitas individu yang terdiri atas kejujuran, kompetensi, dan kemampuan menginspirasi.
Setelah hampir dua dekade berlalu, dunia berubah total. Berbagai krisis mulai dari krisis ekonomi, krisis politik, hingga krisis kepercayaan melanda dunia saat ini. Di tengah situasi yang penuh ketidakpastian ini, maka Kouzes dan Posner merasa perlu kembali mengingatkan para pemimpin tentang pentingnya kredibilitas bagi seorang pemimpin. Karena alasan tersebut, mereka merevisi total edisi pertama buku ini dan menulis ulang peran kredibilitas berdasarkan riset global yang telah mereka lakukan sepanjang tiga puluh tahun terakhir.
Dalam riset yang melibatkan lebih dari 100,000 responden dari seluruh dunia tersebut, mereka juga melakukan wawancara terhadap ratusan pemimpin dunia dari berbagai latar belakang, mulai dari dunia bisnis, pemerintahan, pendidikan, agama, hingga sektor nonprofit. Hasil riset tersebut ternyata konsisten dengan temuan mereka dua dasawarsa yang lampau. Pondasi utama dari kepemimpinan masa kini adalah kredibilitas, yang terdiri dari kejujuran, kompetensi, kemampuan menginspirasi, ditambah satu karakteristik baru, berpandangan ke depan.
Mengapa kredibilitas sangat penting? Seorang pemimpin yang kredibel akan membuat anggotanya merasa bangga menjadi bagian dari organisasi, menjadi bersemangat, memiliki komitmen dan loyalitas terhadap organisasi, dan mempunyai rasa saling memiliki terhadap organisasi. Sebaliknya, pemimpin yang memiliki kredibilitas yang rendah akan membuat anggotanya bekerja hanya pada saat diawasi, termotivasi hanya oleh uang dan materi semata, serta merasa tidak betah berlama-lama menjadi anggota organisasi tersebut.
Jenderal David Petraeus, komandan pasukan AS di Afghanistan yang kini Direktur CIA, mengamini vitalnya peran kredibilitas seorang pemimpin ini. Jenderal bintang empat yang juga Doktor lulusan Princeton ini berkisah bahwa suatu saat di tengah kekacauan dan situasi genting yang dihadapi pasukannya, seorang prajurit dating menghadap. Prajurit tersebut berkata bahwa satu-satunya yang dapat diandalkan oleh pasukannya saat itu hanyalah kredibilitas sang Jenderal, and they took that pretty seriously!
Bagaimana cara seorang pemimpin membangun dan menjaga kredibilitasnya? Kouzes dan Posner merumuskannya dalam enam buah disiplin. Disebut sebagai disiplin karena kredibilitas adalah sesuatu yang diraih dengan kerja keras dan komitmen yang tinggi. Ke-6 disiplin tersebut adalah sebagai berikut :
Sebagai seorang manusia, pemimpin bisa jadi melakukan kesalahan yang
mengakibatkan hilangnya kredibilitas. Untuk mendapatkan kembali kredibiltas,
ada 6 langkah yang harus dilakukan. Kouzes dan Posner menyebutnya sebagai Six
A’s of Leadership Accountability, yang terdiri dari Accept, Admit,
Apologize, Act, Amend, and Attend. Langkah pertama untuk mendapatkan
kembali kredibilitas adalah menerima (accept) konsekuensi yang
diakibatkan oleh kesalahan tersebut. Kemudian secara terbuka mengakui (admit)
kesalahan, dan meminta maaf (apologize) kepada pihak yang dirugikan
atas kesalahan yang telah dibuat. Tahap berikutnya adalah bertindak langsung (act)
untuk memperbaiki (amend) kesalahan yang telah terjadi. Terakhir,
hadir (attend) secara langsung dalam setiap langkah perbaikan dan
bersedia mendapatkan kritik dan saran atas aksi perbaikan yang dilakukan. Kesuksesan
sebuah organisasi dalam menyikapi perubahan lingkungan sangat tergantung pada
bagaimana kredibilitas sang pemimpin. Namun tentu saja pemimpin tidak dapat
melakukannya sendirian. Setiap orang patut berbagi tanggung jawab dan membangun
rasa saling percaya untuk sebuah kerja besar yang hendak dicapai. Dengan
demikian, pada akhirnya kredibilitas adalah milik setiap individu.
Judul : Credibility
How Leaders Gain and Lose It, Why People Demand It
Penulis : James M. Kouzes dan Barry Z. Posner
Penerbit : Jossey-Bass, 2nd Edition / 2 Agustus 2011
Tebal : 272 Halaman
ISBN : 978-0470651711
Semoga bermanfaat adanya.
Wassalam,
Salam sejahtera selalu,
Mas Heru
Disadur dari : SUMBER
Disponsori oleh : PULSAGRAM
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Di tahun 1993, James Kouzes dan Barry Posner meluncurkan edisi pertama dari buku “Credibility-How Leaders Gain and Lose It, Why People Demand It”. Pada era tersebut, para pemimpin belum dibekali dengan teknologi informasi yang canggih ataupun bantuan dari para konsultan yang marak ditemui saat ini. Saat itu kedua pemikir kepemimpinan terkemuka ini menemukan bahwa inti dari kepemimpinan yang efektif terletak pada kredibilitas individu yang terdiri atas kejujuran, kompetensi, dan kemampuan menginspirasi.
Setelah hampir dua dekade berlalu, dunia berubah total. Berbagai krisis mulai dari krisis ekonomi, krisis politik, hingga krisis kepercayaan melanda dunia saat ini. Di tengah situasi yang penuh ketidakpastian ini, maka Kouzes dan Posner merasa perlu kembali mengingatkan para pemimpin tentang pentingnya kredibilitas bagi seorang pemimpin. Karena alasan tersebut, mereka merevisi total edisi pertama buku ini dan menulis ulang peran kredibilitas berdasarkan riset global yang telah mereka lakukan sepanjang tiga puluh tahun terakhir.
Dalam riset yang melibatkan lebih dari 100,000 responden dari seluruh dunia tersebut, mereka juga melakukan wawancara terhadap ratusan pemimpin dunia dari berbagai latar belakang, mulai dari dunia bisnis, pemerintahan, pendidikan, agama, hingga sektor nonprofit. Hasil riset tersebut ternyata konsisten dengan temuan mereka dua dasawarsa yang lampau. Pondasi utama dari kepemimpinan masa kini adalah kredibilitas, yang terdiri dari kejujuran, kompetensi, kemampuan menginspirasi, ditambah satu karakteristik baru, berpandangan ke depan.
Mengapa kredibilitas sangat penting? Seorang pemimpin yang kredibel akan membuat anggotanya merasa bangga menjadi bagian dari organisasi, menjadi bersemangat, memiliki komitmen dan loyalitas terhadap organisasi, dan mempunyai rasa saling memiliki terhadap organisasi. Sebaliknya, pemimpin yang memiliki kredibilitas yang rendah akan membuat anggotanya bekerja hanya pada saat diawasi, termotivasi hanya oleh uang dan materi semata, serta merasa tidak betah berlama-lama menjadi anggota organisasi tersebut.
Jenderal David Petraeus, komandan pasukan AS di Afghanistan yang kini Direktur CIA, mengamini vitalnya peran kredibilitas seorang pemimpin ini. Jenderal bintang empat yang juga Doktor lulusan Princeton ini berkisah bahwa suatu saat di tengah kekacauan dan situasi genting yang dihadapi pasukannya, seorang prajurit dating menghadap. Prajurit tersebut berkata bahwa satu-satunya yang dapat diandalkan oleh pasukannya saat itu hanyalah kredibilitas sang Jenderal, and they took that pretty seriously!
Bagaimana cara seorang pemimpin membangun dan menjaga kredibilitasnya? Kouzes dan Posner merumuskannya dalam enam buah disiplin. Disebut sebagai disiplin karena kredibilitas adalah sesuatu yang diraih dengan kerja keras dan komitmen yang tinggi. Ke-6 disiplin tersebut adalah sebagai berikut :
1. Disiplin Memahami Diri Sendiri / Discover Yourself.
Seorang
pemimpin harus mampu memahami dirinya terlebih dahulu sebelum memahami orang
lain. Artinya, pemimpin harus memiliki sikap dan nilai-nilai yang selalu ia
pegang teguh dalam mengambil keputusan. Di sini pemimpin juga dituntut memiliki
kompetensi yang memadai dalam menjalankan fungsi dan tanggung jawabnya.
2.
Disiplin Menghargai Bawahan.
Proses ini berupa menyelaraskan nilai yang dianut
oleh pemimpin dengan nilai yang dipegang teguh oleh bawahannya. Dalam proses
ini, pemimpin dituntut untuk lebih banyak mendengarkan, membangun dialog, dan
menghargai perbedaan pendapat dalam organisasi. Di dalam era social media saat
ini, maka salah satu cara yang efektif dilakukan adalah dengan berpartisipasi
aktif dalam blog korporasi.
3.
Disiplin Menegaskan
Nilai-nilai Bersama.
Nilai-nilai bersama adalah dasar dalam membangun
hubungan kerja yang produktif dan tulus. Ketika organisasi mulai menjadi besar,
bahkan melintasi batas antar negara, maka nilai-nilai bersama ini diperlukan
untuk menegaskan identitas dan budaya organisasi. Salah satu caranya adalah
dengan selalu menanamkan nilai-nilai bersama ke dalam proses organisasi,
mulai dari proses perekrutan anggota baru, training, hingga ke dalam
proses promosi.
4.
Disiplin Membangun Kapasitas Bawahan.
Lima buah kapasitas yang harus dibangun adalah kompetensi, kebebasan untuk memilih,
kepercayaan diri, iklim organisasi, dan komunikasi. Yang menarik, dalam
upaya membangun kompetensi, peran pemimpin hanyalah educate, educate, and
educate. Dalam sebuah survey yang dilakukan oleh McKinsey di tahun 2010,
maka 58% eksekutif berpendapat bahwa membangun kompetensi ada dalam tiga besar
prioritas organisasi, sementara 90 persen eksekutif menganggap hal tersebut ada
dalam 10 besar prioritas organisasi mereka. Dalam survey yang sama disebutkan
bahwa fungsi utama kepemimpinan adalah membangun kompetensi bawahan.
5.
Disiplin Melayani.
Kepemimpinan pada dasarnya adalah memberikan
pelayanan kepada seluruh organisasi. Konsep ini telah banyak dibahas dalam
topik-topik mengenai servant leadership. Salah satu cara termudah
untuk mengukur keseriusan seorang pemimpin adalah dengan mengamati berapa
banyak waktu yang dicurahkan oleh pemimpin untuk bawahan dan organisasinya.
Bagi seorang pemimpin, time is the only true resource. Selain itu
pemimpin yang kredibel adalah termasuk yang pertama kali mengetahui adanya
masalah dalam organisasi, dan juga yang pertama kali bertindak menyelesaikan
masalah tersebut.
6.
Senantiasa Disiplin
Menjaga Harapan dan Semangat Bawahan.
Pemimpin adalah orang yang senantiasa menyebarkan
antusiasme dan rasa percaya yang tulus, selalu mendorong kemauan bawahan,
menyediakan sumber daya yang dibutuhkan, serta menyiratkan optimisme untuk masa
depan yang lebih baik. Seburuk apapun kondisi yang tengah dihadapi, pemimpin
adalah figur yang selalu tampil penuh percaya diri, berpikir positif, dan
memiliki can-do attitude.
Judul : Credibility
How Leaders Gain and Lose It, Why People Demand It
Penulis : James M. Kouzes dan Barry Z. Posner
Penerbit : Jossey-Bass, 2nd Edition / 2 Agustus 2011
Tebal : 272 Halaman
ISBN : 978-0470651711
Semoga bermanfaat adanya.
Wassalam,
Salam sejahtera selalu,
Mas Heru
Disadur dari : SUMBER
Disponsori oleh : PULSAGRAM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar